Advertisement

Pengamat: Semakin Mendekati Pemilu, Elektabilitas Kedua Paslon Hanya Selisih 9%

John Andhi Oktaveri
Senin, 11 Maret 2019 - 21:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Pengamat: Semakin Mendekati Pemilu, Elektabilitas Kedua Paslon Hanya Selisih 9% Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) disaksikan Ketua KPU Arief Budiman (tengah) bersiap mengikuti debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). - Bisnis/Nurul Hidayat

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Kendati elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin masih unggul, tetapi pengamat psikologi politik Irfan Aulia mengatakan selisih elektabilitas Jokowi-Ma’ruf-Amin dan Prabowo-Sandi kian tipis di bawah 9%. 

”Pemantauan saya dari  jaringan para surveyor, selisih elektabilitas antara pasangan nomor urut 01 dengan 02 mulai tipis, di bawah sembilan persen,” ujarnya kepada Bisnis saat ditemui seusai sebuah diskusi di Gedung DPR, hari ini  Senin (11/3/2019).

Advertisement

Irfan mengatakan bahwa meski selisih elektabilitas kian tipis, dia mengatakan telah terjadi fluktuasi elektabilitas di antara kedua paslon. Hanya saja dia mengakui saat kedua capres cenderung berkampanye dengan memanfaatkan emosi massa,  sementara  tingkat  pemilh yang belum menentukan pilihan kian bertambah.

Dalam kondisi demikian, ujarnya, masih sulit memprediksi paslon yang akan memenangkan Pilpres 2019 meski elektabilitas paslon Jokowi-Ma’ruf untuk sementara mengungguli Prabowo-Sandi.

Sementara itu, Kepala Divisi dan Advokasi Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, mengaku tak percaya dengan hasil Lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang menyatakan elektabilitas pasangan calon Jokowi-Ma’ruf Amin mengungguli pasangan Prabowo-Sandi. 

Dalam survei itu, Jokowi-Ma’ruf mencatat elektabilitas 54,9% dan Prabowo-Sandi 32,1%, sedangkan 13,0% sisanya belum menentukan pilihan.

“Kami tidak bisa mempercayai hasil survei sekarang, terlebih apabila lembaga surveinya tidak merilis siapa yang membiayai survei tersebut dan tidak membuka data mentahnya karena ini sangat penting sekali," ujar Ferdinand.

Karenanya, Ferdinand menganggap hasil-hasil lembaga survei sekarang hanya bunga-bunga demokrasi saja dan lembaga survei hanya bagian dari sebuah propaganda opini semata. 

"Jadi bagi kami, ini silahkan saja lembaga-lembaga survei merilis hasilnya yang kami pasti bentuk survei-survei seperti ini tidak bisa memberikan kepercayaan sedikit pun," ujar politisi Demokrat itu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

AJARAN AGAMA: Generasi Milenial Dinilai Penting Belajar Fikih

Bantul
| Rabu, 24 April 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement