Advertisement
Panglima TNI Nyatakan Hadapi Separatis Papus Tak Harus Bertempur

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan dalam menghadapi gerakan separatis di Papua tidak harus selalu dilakukan dengan cara melalui operasi pertempuran, namun bisa dilakukan dengan cara operasi non-tempur.
"Dalam operasi di Papua, kita melaksanakan dua operasi, yakni operasi kinetik [operasi tempur] dan operasi non-kinetik [operasi non-tempur]," kata Panglima TNI sebagaimana dikutip Antara Jumat (8/3/2019).
Advertisement
Operasi non-tempur, kata dia, bisa dilakukan dengan merebut hati rakyat Papua agar tidak melakukan hal-hal yang dapat mengancam kedaulatan negara. Misalnya, ketika TNI datang ke suatu wilayah di Papua, masyarakat merasa nyaman dan tenang dengan keberadaan prajurit TNI.
"Rasa aman dan nyaman ini akan menjadi virus kepada mereka semua yang memiliki niat untuk memberontak," katanya lagi.
Menurut Panglima, operasi non-tempur ini bisa dilakukan dengan kegiatan bakti sosial, kegiatan kesehatan, penyuluhan pertanian dan lainnya. Namun demikian, TNI tetap menyiapkan operasi kinetik (operasi tempur), bila diperlukan.
Ia mengaku hingga saat ini masih terjadi gangguan-gangguan kecil dalam upaya pembangunan infrastruktur di Papua, sehingga TNI memiliki kewajiban untuk membantu mengamankan pembangunan Trans Papua.
Upaya yang dilakukan oleh TNI itu tidak terlepas dari kebijakan dan keputusan negara, dengan TNI juga memiliki tugas pokok Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) sesuai dalam UU No.34/2004 tentang TNI. Infrastruktur yang dibangun di wilayah Papua membutuhkan pengerjaan khusus, sehingga Presiden Jokowi meminta TNI untuk membantu proses pembangunan di sana.
"TNI memiliki kemampuan untuk mengamankan dan memiliki kemampuan untuk membangun infrastruktur, karena TNI memiliki batalyon zeni konstruksi dan zeni tempur," ujarnya pula.
TNI kehilangan tiga orang prajuritnya saat melaksanakan pengamanan dalam rangka proses pergeseran pasukan TNI yang akan melaksanakan pengamanan dan pembangunan infrastruktur Trans Papua Wamena-Mumugu pada Kamis pagi (7/3/2019), setelah diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). "Hal ini sebagai bukti masih ada gangguan di Papua, tapi gangguannya relatif kecil," ujarnya.
Hingga saat ini, lanjut Marsekal Hadi, TNI bersama aparat kepolisian tengah melakukan pengejaran terhadap KKB tersebut. Kendala yang dihadapi selama ini, kata dia, di Papua medannya sangat berat, banyak hutan lebat dan jurang, sehingga sangat baik bagi perlindungan kelompok bersenjata. "Namun, kami optimistis TNI dapat menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BNN Ungkap Wilayah Pesisir dan Perbatasan Rawan Peredaran Narkoba, Begini Polanya
- Seorang Perawat Rumah Sakit di Cirebon Diduga Lecehkan Remaja Disabilitas, Polisi Periksa 11 Saksi
- Mensos Usahakan Siswa Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa
- Dukung Pengamanan Kejaksaan oleh TNI, Wakil Ketua Komisi 1 DPR: Untuk Efektifkan Penegakan Hukum
- Ledakan di Garut Tewaskan 13 Orang, Prosedur Pemusnahan Amunisi Harus Dievaluasi
Advertisement

Polisi Selidiki Video Viral Pengendara Diduga Diancam Sajam di Jalan Jogja-Wonosari
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Microsoft Larang Pekerjanya Gunakan DeepSeek, Ini Alasannya
- Libur Panjang Waisak: Ruas Tol Jagorawi Berlakukan Contraflow Hari Ini
- Gunung Semeru Erupsi Lagi, Semburkan Material Vulkanik 700 Meter
- Mahasiswa Pengunggah Meme Tak Senonoh Bergambar Prabowo dan Jokowi, Polri: Proses Hukum Sudah Sesuai Prosedur
- 75.887 Jemaah Calon Haji Telah Diberangkatkan ke Tanah Suci
- Pemerintah Afghanistan Haramkan Permainan Catur
- Respons ITB Terkait Mahasiswanya Jadi Tersangka Seusai Unggah Meme Prabowo dan Jokowi
Advertisement