Advertisement
Kubu Prabowo Mengaku Kerap Jadi Korban Hoaks, Ini Buktinya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Kubu Prabowo mengklaim kerpa menjadi korban hoaks jelang gelaran Pilpres April mendatang.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo/Sandi, Habiburokhman, merasa pihaknya selalu menjadi korban dalam isu hoaks yang berkembang di tengah masyarakat.
Advertisement
"Hoaks ini berkembang menjadi sebuah alat perang dalam konteks psikologi media sosial. Yang jelas kami selalu menjadi korban, dan juga tentu masyarakat Indonesia. Kami sering dikaitkan dengan hoaks ini ... itu," ujar Habiburokhman dalam acara diskusi yang diselenggarakan Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) di Media Center KPU RI, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Habiburokhman menyampaikan pihaknya sering dikait-kaitkan dengan hoaks yang belakangan terjadi. Meskipun secara hukum tidak pernah terbukti, "framing" dengan mengait-ngaitkan itu sudah merugikan pihaknya.
"Ada 'framing' seolah kami kubu penyebar hoaks," ujar Habiburokhman.
Ia mencontohkan kasus Saracen, seseorang ibu bernama Asma Dewi ditangkap, dan dituding sebagai Bendahara Saracen. Namun, kasus Saracen pada akhirnya tidak muncul dalam surat dakwaan.
Dalam kasus Ratna Sarumpaet, Habiburokhman menekankan pihaknya tidak pernah mengetahui seorang ibu bermuka lebam sebagai dampak dari proses operasi yang dilakukannya.
"Kami mana ngerti? Kemudian digiring segala macam bahwa ini kaitan dengan BPN dan seterusnya. Nyatanya kepolisian profesional, 'framing' itu tidak terbukti. Namun, kami sudah dirugikan," jelas Habiburokhman.
Kasus teranyar soal hoaks tujuh kontainer surat suara. Habiburokhman mengatakan bahwa Andi Arief adalah korban dari peristiwa itu, sama halnya dengan masyarakat atau pihak lain yang juga menerima informasi itu.
"Apakah kejahatan jika kita mendapat informasi seperti itu di WA grup, kemudian mempertanyakannya," ujar Habiburokhman.
Salah seorang pelaku penyebar hoaks tujuh kontainer surat suara, kata dia, dikabarkan berasal dari Kornas Prabowo. Namun, dia menegaskan sebelum pilpres, Gerindra secara internal telah menertibkan seluruh organisasi yang membawa nama Prabowo sebagai antisipasi agar tidak disalahgunakan dalam pemilu.
"Bahkan, ada yang namanya Garda Prabowo, kami tertibkan kemudian berubah nama menjadi Garda Perubahan. Jadi, saya menilai ada 'framing' untuk 'judge' kami sebagai kubu penyebar hoaks," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Produksi Padi Sleman Awal Tahun Ini Menurun, Palawija Relatif Stabil
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
- Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
- Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
- BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
Advertisement
Advertisement