Advertisement

Pascabencana Tsunami Selat Sunda, Warga Pantai Carita Masih Mengungsi di Gunung

Newswire
Senin, 31 Desember 2018 - 14:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Pascabencana Tsunami Selat Sunda, Warga Pantai Carita Masih Mengungsi di Gunung Suasana pascatsunami di kawasan Banten, Minggu (23/12). Peristiwa tsunami yang terjadi Sabtu (22/12/2018) pada pukul 21.27 WIB itu mengakibatkan sejumlah kerusakan dan korban jiwa. - ANTARA FOTO/Dian Triyuli Handoko

Advertisement

Harianjogja.com, PANDEGLANG- Warga Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten sejak delapan hari terakhir pascabencana tsunami masih bertahan di pengungsian di kawasan Gunung Durung untuk berlindung dari ancaman gelombang besar.

"Kita lebih baik tinggal di pengungsian dulu, sebelum dinyatakan aman dari ancaman bencana tsunami," kata Ketua RT Kampung Gunung Durung Anda Suhenda, Senin (31/12/2018).

Advertisement

Penduduk Kampung Durung yang lokasi di pesisir Pantai Carita cukup parah terdampak terjangan gelombang tsunami. Saat ini, jumlah warga yang mengungsi di kawasan Gunung Durung sekitar 200 kepala keluarga (KK).

Mereka tinggal di pengungsian Gunung Durung menempati rumah keluarga, masjid dan sekolah.

"Kami siap kembali ke rumah setelah ada kejelasan dan pengumuman yang dikeluarkan pemerintah daerah," katanya.

Menurut dia, masyarakat yang tinggal di pengungsian belum berani kembali ke rumah, karena kondisi Gunung Anak Krakatau masih aktif mengeluarkan letusan dan bencana tsunami itu akibat longsoran dari tubuh Anak Krakatau.

Apabila, aktivitas kegempaan Anak Krakatau sudah kembali normal dan kemungkinan warga kembali ke rumah.

Saat ini, katanya, sebagian warga yang berani melihat rumahnya hanya pada siang hari saja dan mereka tetap tidur di pengungsian.

Dia mengatakan pihaknya mengapresiasi penyaluran logistik baik dari pemerintah daerah, BUMN, perusahaan swasta, perguruan tinggi dan berbagai elemen masyarakat.

Bantuan logistik yang disalurkan berupa bahan pokok, mie instan, minuman kemasan, susu, tikar, selimut dan pakaian bekas, cukup lancar, sehingga warga yang tinggal di pengungsian tercukupi kebutuhan makan dan minum. Selain itu juga tersedia dapur umum, termasuk pelayanan kesehatan.

"Kami bersama warga merasa aman dan nyaman juga tidak kekurangan makanan," katanya.

Rani, salah seorang warga yang mengungsi mengaku hingga kini masih trauma karena masih teringat terjangan gelombang besar yang menakutkan.

Menurut dia, terjangan gelombang tsunami sebanyak tiga kali diawali suara gemuruh hingga merobohkan rumah miliknya. Beruntung tsunami itu begitu cepat surut dan tidak ada lagi gelombang susulan.

"Kami tidak membayangkan jika tsunami itu berlangsung 20 menit dan ada ombak susulan dipastikan warga banyak korban jiwa," katanya.

Ia mengaku dirinya dan keluarga cepat berlarian untuk menyelamatkan ke kawasan Gunung Durung yang lokasinya tidak begitu jauh.

Saat ini, kawasan Gunung Durung dinyatakan aman dari gelombang besar karena letaknya perbukitan.

"Kami memperkirakan ketinggian gelombang tsunami itu sekitar 6 meter," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Soimah Pancawati Masuk Radar Calon Bupati Bantul, PDIP Akan Sodorkan Formulir

Bantul
| Jum'at, 19 April 2024, 18:32 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement