Advertisement
Menristek Dikti Perbolehkan Seleksi Mahasiswa Baru dengan Jalur Hafalan Kitab Suci

Advertisement
Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek Dikti) memberikan ruang otonomi yang luas bagi kampus seluruh Indonesia
Harianjogja.com, SLEMAN - Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek Dikti) memberikan ruang otonomi yang luas bagi kampus seluruh Indonesia. Oleh karena itu, tidak mempermasalahkan perguruan tinggi negeri membuka pendaftaran mahasiswa baru (PMB) melalui jalur khusus seperti hafal kitab suci.
Advertisement
Menristek Dikti Muhammad Nasir menegaskan, terkait jalur khusus PMB sepenuhnya diberikan kewenangan kepada internal kampus. Oleh karena itu, pihaknya tidak mempersoalkan, jika ada kampus yang menerapkan PMB melalui jalur Hafidz Al-Qur'an sebagai bentuk apresiasi. Ia meyakini para penghafal tersebut memiliki keterkaitan yang baik dengan kemampuan akademik.
"Kalau saya itu semua saya serahkan internal kampus ya. Itu adalah yang jalur khusus, dalam hal ini kami ingin mengapresiasi semuanya. Mereka pengawal Al-Quran itu juga di satu sisi dia punya kemampuan bisa menghafal dengan baik, di bidang akademik mempunyai korelasi yang baik. Apakah itu nanti persyaratan masuk itu bagaimana, itu kampus bukan kami, tetapi hal itu perlu diapresiasi," ungkapnya seusai menghadiri Dies Natalis Unisa Jogja, Senin (6/11/2017).
Pria yang pernah menjadi santri di Ponpes Mambaul Ilmi Sarang, Rembang, Jawa Tengah ini menambahkan, yang tidak diperbolehkan adalah potensi yang menuju pada radikalisme dan terorisme.
Menurut dia, kemampuan menghafal itu perlu diapresiasi seperti halnya mereka yang mendapatkan prestasi di bidang olimpiade. Dengan memberikan ruang belajar kepada mereka tujuannya adalah untuk mendorong agar lebih baik.
"Yang nggak boleh itu satu, yang menuju ke radikalisme dan terorisme itu aja. Kalau itu membaca ayat suci katakan [bisa] menyebabkan radikalisme itu nggak boleh, tetapi [tujuan jalur itu harus] untuk membentuk insan yang terbaik. Silakan itu inovasi perguruan tinggi. Apakah itu dijalankan atau tidak itu bukan urusan Kementerian. Kementerian ingin memberikan ruang pada untuk otonomi yang seluas-luasnya," tegasnya.
Meski tidak menyebut secara setail, Nasir mengakui hampir sebagian besar kampu sudah menerapkan PMB jalur khusus, baik melalui hafal Al-Quran maupun kemampuan seni baca Al-Quran.
"Semua kampus sudah melakukan hal yang sama," ujar dia.
Ditanya soal UGM yang secara cepat menolak usulan Dekan FEB terkait PMB jalur khusus tersebut, Nasir mengatakan itu sebagai hak UGM untuk tidak menerapkan. "Itu kan hak UGM ya, otonomi," ucapnya sembari menuju mobil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
- Nawawi Ditunjuk Jadi Ketua, Insan KPK Mendukung Penuh
Advertisement

Petinggi Relawan Bepro Sambangi Yuni Astuti, Apresiasi Banyak Pemuda DIY Gabung ke Prabowo-Gibran
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Membutuhkan Investasi untuk Mewujudkan Emisi Nol Bersih 2060
- Sudirman Said Luncurkan Antologi Kedua "Bergerak dengan Kewajaran"
- Gandeng OJK, Kemendagri Terus Perkuat Perekonomian Daerah
- Dugaan Data DPT Pemilu 2024 Bocor, Ini Instruksi Menkominfo kepada Ditjen Aptika
- Survei Y-Publica Sebut Tingkat Kepuasan Publik kepada Jokowi Capai Rekor Tertinggi
- Hamas: Tujuan Israel di Perang Gaza Tak akan Tercapai
- Belasan Ambulans Bantuan Kemanusiaan Arab Saudi Masuk ke Jalur Gaza
Advertisement
Advertisement