Advertisement
EKSPEDISI ANTARTIKA : Sikap Batuan Tertua di Bumi, Berusia 3,8 Miliar tahun di Antartika (3/4)

Advertisement
Ekspedisi Antartika, Indonesia memiliki wakil masuk dalam tim tersebut.
Harianjogja.com, SLEMAN -- Misi mengeksplorasi Antartika yang berlangsung selama empat bulan dituntaskan Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), Nugroho Imam Setiawan. Dia punya segudang cerita yang jarang ditemui di belahan Bumi lainnya.
Advertisement
Baca Juga : http://m.solopos.com/?p=805680">EKSPEDISI ANTARTIKA : Bumbu Soto & Sambal Trasi Instan Jadi Andalan (2/4)
Nugroho Imam Setiawan, akhirnya pulang dari pengembaraannya Antartika. Dia bergabung dalam tim peneliti yang dibentuk sekumpulan ilmuwan Jepang. Nugroho kebagian jatah mengobservasi cuaca harian di benua yang paling sepi dari keriuhan manusia.
[caption id="attachment_772361" align="aligncenter" width="370"]http://images.solopos.com/2016/11/ekspedisi-kutub-nugroho-imam-ok.jpg">http://images.solopos.com/2016/11/ekspedisi-kutub-nugroho-imam-ok-370x247.jpg" alt=" Dr. Nugroho Imam Setiawan, S.T.,M.T., Ph.D., dosen Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM terpilih mengikuti kegiatan penelitian masa depan planet bumi di Antartika yang diadakan Japan Antartic Research Expedition (JARE) seperti saat ditemui Harian Jogja, Yogyakarta, Senin (07/11/2016). Penelitian batuan di medan eksttrim ini akan dilaksanakan selama empat bulan pada 2017 mendatang. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)" width="370" height="247" />
Dr. Nugroho Imam Setiawan, S.T.,M.T., Ph.D., dosen Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM terpilih mengikuti kegiatan penelitian masa depan planet bumi di Antartika yang diadakan Japan Antartic Research Expedition (JARE) seperti saat ditemui Harian Jogja, Yogyakarta, Senin (07/11/2016). Penelitian batuan di medan ekstrim ini akan dilaksanakan selama empat bulan pada 2017 mendatang. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)[/caption]
Pekerjaan Iwan di Antartika tidak ringan. Saban hari, tim geologi mengumpulkan sampel batuan metamorf di setiap lokasi penelitian. Ada delapan titik survei yang mereka jelajahi yaitu Akebono, Akarui, Tenmodai, Skallevikhalsen, Rundvageshtta, Langdove, West Ogul, Mt. Riiser Larsen.
“Kami berusaha menyingkap batuan metamorf, batuan tertua di Bumi. Berusia 3,8 miliar tahun yang ada di Antartika,” ujar Nugroho, ketika berbagi cerita dengan sejumlah wartawan di Ruang Sidang Rektorat UGM, Rabu (29/3/2017) sore.
Dari hasil survei di seluruh lokasi tersebut, peneliti mengumpulkan lebih dari tiga ton sampel batuan metamorf. “Ada 141 sampel batuan metamorf dengan berat sekitar 200 kilogram akan dikrim ke Indonesia pada Mei nanti,” ujar dia.
Metamorf sangat penting karena bisa menyibak alur pembentukan Bumi, planet yang didiami miliaran manusia dan menghasilkan cerita yang tak kalah banyaknya.
Antartika menjadi magnet penelitian karena benua di Kutub Selatan ini sangat stabil. Sejak 500 juta tahun lalu tak mengalami perubahan signifikan secara, baik geografis dan tektonik. Gugus batuannya awet berkat suhu udara yang sangat dingin dan kering secara alami. Temperatur terendah yang pernah dilaporkan di Kutub Selatan adalah minus 89 derajat Celcius. Suhu selama musim panas rata-rata minus lima derajat celcius.
Dengan suhu yang sangat adem, udara di atas Antartika tidak mampu menahan uap air dan menjadikan tempat itu sekering Gurun Sahara.
Tidak ada manusia asli penghuni Antartika sehingga perubahan permukaan Bumi akibat cara hidup manusia tidak terjadi. Peneliti menyebutnya sebagai Tera Incognita yang berarti benua paling minim dijamah manusia. Antartika sekaligus menjadi kapsul waktu bagi evolusi Bumi, juga bagi perkembangan planet ini di masa depan agar tetap menjadi tempat yang layak bagi kehidupan manusia.
Wakil Indonesia & ASEAN
Iwan bergabung dengan tim JARE 58. Dia menjadi satu-satunya peneliti Indonesia sekaligus wakil ASEAN yang ikut dalam ekpedisi di Antartika. Nugroho juga menjadi peneliti pertama dari UGM yang menginjakkan kaki di Antartika. Sebanyak 80 anggota tim tersebut meliputi peneliti, insinyur dan sejumlah guru. Hanya 38 orang yang statusnya peneliti aktif.
“Selamat untuk Mas Nugroho karena menjadi orang pertama dari UGM yang berhasil menginjakkan kaki di Antartika,” ucap Rektor UGM Dwikorita Karnawati.
Dwikorita sangat bangga dengan capaian pria yang karib dipanggil Gombreng itu, apalagi UGM tidak punya fasilitas memadai untuk melakukan penelitian di Antartika.
“Semoga dia bisa menginsipirasi peneliti muda lainnya untuk berani meningkatkan inovasi hasil risetnya,” ujar Rektor UGM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bapanas: Beras SPHP Naik, Cabai Merah Turun
- 4 Pulau yang Disengketakan Resmi Milik Aceh, Bobby Nasution Minta Masyarakat Tidak Terhasut
- Perpusnas Merilis Sembilan Buku Bertema Kearifan Lokal untuk Warisan Masa Depan
- Fasilitas Cadangan Peringatan Dini Tsunami Sangat Penting, Ini Kata BNPB
- Pesawat Saudi Airlines yang Terima Ancaman Bom Mengangkut Jemaah Haji Indonesia
Advertisement

Update Kasus Mbah Tupon, Kapolda DIY: Tiga Tersangka Ditahan Hari Ini
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Kemendagri Undang Gubernur Sumut Bobby Nasution Bahas Masalah Kepemilikan Empat Pulau
- Indonesia Butuh 130.000 Sapi Impor
- KPK Panggil Stafsus Menaker Era Hanif Dhakiri
- Kemendagri Sentil Bupati Pati Sudewo, Ini Penyebabnya
- KPK Panggil 3 Pejabat Sekretariat Komisi XI DPR RI Terkait Kasus Dugaan Korupsi CSR BI
- Wamentan Sudaryono Ditunjuk Jadi Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia
- Pelajaran untuk RUU Perampasan Aset, Presiden dan DPR Diminta Cermati Gugatan Soal Perpu PUPN di MK
Advertisement
Advertisement