Advertisement

BENTROK BANTUL : Apa Penyebab Kerusuhan di Jembatan Karangayam?

Arief Junianto
Senin, 18 Mei 2015 - 07:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
BENTROK BANTUL : Apa Penyebab Kerusuhan di Jembatan Karangayam? Ilustrasi bentrok (JIBI/Solopos - Istimewa)

Advertisement

Bentrok Bantul diduga karena persoalan lawas.

Harianjogja.com, BANTUL-Puluhan warga dari 2 pedukuhan di Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Nganyang dan Karang Gayam saling terlibat bentrok di atas Jembatan Karanggayam, Sabtu (16/5/2015) malam.

Advertisement

Akibatnya, Sabtu (16/5/2015) malam, sekitar pukul 23.00 WIB, lebih dari 50 pemuda dari kedua dusun itu pun bentrok. Mereka saling lempar beragam benda keras, mulai dari bambu, kayu, batu, hingga batu bata.Sekitar satu jam kemudian, barulah pihak Polsek Banguntapan dengan dibantu oleh tokoh masyarakat dari kedua dusun berupaya mendamaikanckedua kubu yang terus saling melempar.

Lurah Desa Sitimulyo Juweni menjelaskan dirinya berusaha melerai kedua kubu. Beruntung, situasi dapat dikendalikan. Barulah setelah itu, pihaknya kemudian membawa tokoh masyarakat beserta perwakilan pemuda dari kedua dusun ke Polsek Banguntapan. Kendati tak ada yang mengakui siapa yang menyulut aksi tawuran itu, namun diakui Juweni, pihak polisi berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

Dikatakannya, dalam waktu dekat, pihaknya akan menggelar pertemuan pemuda Desa Sitimulyo yang khusus untuk membahas tentang pemberdayaan pemuda. Dalam pertemuan itu, kedua kubu pemuda itu berjanji untuk saling bekerjasama dan kembali berdamai.

"Mereka sudah berjanji untuk saling mengunjungi dan meminta maaf. Saya yakin masalah sudah selesai," tegasnya.

Ia mengakui, bibit permusuhan antara kedua dusun itu sudah terbangun beberapa tahun lalu. Menurutnya, bibit konflik itu muncul dari perbedaan pendapat antara suporter sepakbola di kedua dusun itu.

"Ada yang pendukung Persiba [Bantul], ada yang pendukung PSS [Sleman]. Padahal mereka sama-sama orang Bantul," akunya.

Terpisah, Sudarmoko, warga Gampingan, Sitimulyo membenarkan akan peristiwa itu. Ia mengaku, saat kejadian, dirinya tengah menyaksikan pergelaran wayang di dusunnya.

"Saya kaget, ada teriakan dan kerumunan warga," akunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

AJARAN AGAMA: Generasi Milenial Dinilai Penting Belajar Fikih

Bantul
| Rabu, 24 April 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement