Advertisement
Ratusan Hacker Bersaing Soal Pertahanan Siber
Advertisement
Ratusan hacker bersaing mengerjakan soal terkait pertahanan negara di sektor dunia maya
Harianjogja.com, SLEMAN - Ratusan peretas dari sipil dan militer bertarung mengerjakan soal terkait pertahanan negara di sektor dunia maya dalam Cyber Defence Competition (CDC) 2015 di Gedung Sabang Merauke (GSM), AAU Bumi Maguwo, Sleman, Senin (11/5/2015).
Advertisement
Giat itu sebagai upaya Kementrian Pertahanan RI untuk mencari peretas handal untuk direkrut memperkuat pertahanan siber di Indonesia.
Jumlah peserta terdiri dari 36 tim. Terdiri dari kategori umum 16 tim, pelajar lima tim dan kalangan TNI sebanyak 15 tim. Pertemuan 36 tim sipil dan militer ini merupakan finalis dari sebelumnya diikuti 206 tim kategori umum dan 27 tim dari kalangan pelajar dari seluruh Indonesia.
Mereka telah melalui tahapan kompetisi online sebagai babak penyisihan dan kompetisi offline sebagai babak lanjutan. Dalam final saat ini, setiap tim terdiri dari lima orang yang yang duduk dalam satu meja bundar untuk bersaing. Setiap meja telah lengkapi perangkat komputer jinjing yang didalamnya sudah siap berbagai pertanyaan.
Dirjen Potensi Pertahanan Kementrian Pertahanan RI Timbul Siahaan menyatakan posisi strategis teknologi informasi dan telekomunikasi memunculkan kerawanan seperti perang asimetris. Indonesia harus waspada bersiap mengantisipasi, karena perang asimetris dapat menganggu kedaulatan, keutuhan dan keselamatan segenap bangsa.
"Mereka [peserta] sangat berpotensi, dengan ketersediaan SDM yang berkualitas diharapkan mampu menangani ancaman berdimensi siber," ungkapnya di AAU, Senin (11/5/2015).
Kemhan, kata dia, ke depan akan membentuk Badan Siber. Sehingga para peserta yang berkompeten di bidang tersebut dimungkinkan untuk direkrut sebagai SDM. "Serangan [siber] ke Indonesia jumlahnya ribuan setiap hari," imbuhnya.
Panitia Teknis CDC, Bisron menerangkan, dalam kompetisi yang berlangsung Senin (11/5/2015) hingga Selasa (12/5/2015) itu tiap tim harus melewati empat soal yang disajikan panitia, terdiri dari forensik atau mencari tahu secara detail pelaku peretas atau sejenis olah TKP digital. Kemudian capture the flag atau mencari file di komputer target yang sudah ditandai. Serta penetration testing atau berupaya memasuki komputer orang lain dan computer network defence biasa disebut dengan penguatan jaringan komputer.
"Tiap soal selesai lalu report atau laporan jawaban dikirim ke web sesuai format. Satu tahapan soal sekitar dua jam," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Diduga Berasal dari Tiga Negara Ini
- Kereta Khusus Petani Pedagang Rute Merak-Rangkasbitung Siap Beroperasi
- Jaksa Umumkan Tersangka Baru dalam Kasus Perampokan Museum Louvre
- WHO Sebut Cacar Monyet Terdeteksi di 5 Negara di Luar Afrika
- Mulai 3 November, Tiket Pendakian Gunung Rinjani Resmi Naik
Advertisement
TPST Donokerto Beroperasi Penuh, Siap Sambut Libur Akhir Tahun
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- BLACKPINK Buka Konser GBK dengan Euforia dan Kembang Api
- Peneliti Jepang: Keju Bisa Bantu Lindungi Otak dari Demensia
- DIY Jadi Magnet Baru Klub Super League untuk Pemusatan Latihan
- Aveta Hotel Malioboro Rayakan HUT ke-6 dengan Pameran Seni Difabel
- Polisi Ungkap Rantai Pemasok Narkoba untuk Onadio Leonardo
- Prabowo Rampungkan Agenda APEC dan Tiba di Jakarta Sabtu Malam
- Dokter Anak: Protein Hewani Penting bagi Anak di Bawah 2 Tahun
Advertisement
Advertisement



