Advertisement
Kisah Arif yang Terjun ke Dalam Lumpur Cari Anak Istri Pascagempa Palu
Arif bersama keluarganya yang mengungsi usai gempa-tsunami di Palu. - Okezone/Herman
Advertisement
Harianjogja.com, MAKASSAR- Kisah pilu pencarian keluarga yang sempat hilang saat gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala diungkapkan warga perantauan, Arif.
Kampung di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah ‘ditelan’ lumpur yang muncul dari perut bumi pasca-gempa 7,4 skala richter (SR) yang disusul tsunami, Jumat 28 September 2018. Arief, warga Petobo mengakui dirinya hampir meninggal karena sempat tertanam lumpur.
Advertisement
Pasca-gempa dan tsunami, Arif bersama 150 warga dari Palu lainnya diterbangkan ke Makassar dengan Pesawat Hercules TNI Angkatan Udara. Mereka merupakan warga asal Pulau Jawa yang tinggal di Palu.
Arif sendiri berasal dari Jawa Timur. Rumah yang ditempatinya bersama istri dan anak di Petopo sudah terendam lumpur, sehingga mereka memilih kembali ke kampung halaman menumpangi Hercules.
BACA JUGA
Pesawat sempat transit di Lanud Hasanuddin Makassar, Sabtu 29 September lalu, sebelum melanjutkan penerbangan ke Jakarta.
Arif menuturkan saat gempa 7,4 SR menggoyang Sulawesi yang disusula tsunami, dirinya sedang bertugas jaga di Kantor Brimob. Arif seketika teringat istri, Julyana dan dua anaknya yang berada di rumahnya kawasan Petobo.
Dia nekat pulang ke rumah untuk menyelamatkan anaknya. Di jalan dia melihat aktivitas Kota Palu yang sudah berhenti akibat alam mengamuk. “Saya lihat seperti kota mati," cerita kepada Okezone jaringan Harianjogja.com.
Arif bergegas menuju ke rumah. Dalam hatinya hanya anak dan istri harus selamat. "Saya kemudian lari mencari istri dan anak. Saya lari jauh sekali. Dari tempat saya jaga itu saya lari ke rumah."
"Saya jalan kaki saat itu pak. Lantaran tidak ada kendaraan pak. Saya mau masuk kampung itu lumpur sudah segini pak. Saya juga tertanam lumpur. Saya kira saya sudah mati saat itu," lanjut Arif.
Setelah keluar dari lumpur, Arif kemudian melanjutkan mencari istri dan dua anaknya.
"Saya putar-putar cari istri sampai celana saya robek. Saya dikasih celana oleh teman. Akhirnya saya keluar dari lumpur itu. Saya tanya orang-orang ternyata sudah tidak ada. Karena tanah itu banyak yang menimbun rumah-rumah," jelasnya.
Hati Arif makin kalut. Dia terus berteriak-teriak nama istri dan anaknya hingga ketemulah Julyana.
"Pas saya teriak-teriak saya langsung ketemu. Tapi lama juga karena anak-anak saya sama ibunya. Lalu kita lari ke tanah lapang. Ada juga saya lihat banyak orang naik ke gunung," tutur Arif.
Arif sangat bersyukur karena anak dan istrinya selamat, meski harus jatuh bangun dan sempat tertanam lumpur saat mencari. Dia tak peduli tempat tinggalnya sudah terendam, yang penting keluarganya selamat.
Istri Arif, Julyana mengakui lumpur dan tanah naik setinggi 3 meter pasca-gempa dan merendam rumah-rumah. “Ada yang timbun rumah. Ada juga yang naik diatas," kata Julyana.
"Hancur semua. banyak yang meninggal saya tinggal jauh dari pantai. Cuma kita gempanya lumpur sampai ke kampung kami," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Harga Turun, Penyerapan Pupuk Bersubsidi Gunungkidul Meningkat
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Korban WNI Tewas di Kebakaran Hong Kong Bertambah Jadi 9
- Razia Balap Liar di Alkid Boyolali, 71 Pelanggar Ditindak
- Bregada Prajurit Nusantara Didorong Jadi Atraksi Nasional
- Film Janur Ireng, Prekuel Sewu Dino Tayang 24 Desember 2025
- MU Balikkan Keadaan, Tekuk Palace 2-1 di Selhurst Park
- Defisit RAPBD Kulonprogo 2026 Membengkak Jadi Rp60 M
- Kemensos Salurkan Logistik Rp19 M untuk Aceh-Sumatera
Advertisement
Advertisement



