Advertisement
Lagi, Satu Warga Suku Terasing Seram Meninggal
Advertisement
Harianjogja.com, AMBON-Satu lagi warga suku terasing, Mause Ane di pedalaman hutan Seram, Gunung Morkele, Kabupaten Maluku Tengah meninggal dunia sehingga berjumlah empat orang akibat krisis pangan sejak awal Juli 2018.
Kadis Sosial Maluku Sartono Pinning dikonfirmasi Sabtu (28/7/2018), membenarkan meninggalnya satu warga suku terasing berdasarkan laporan tim terpadu yang dikerahkan ke lokasi sejak 25 Juli 2018.
Advertisement
"Warga meninggal bernama Lusirue [50] pada 26 Juli 2018, menyusul balita Asoka berusia dua bulan, Aiyoma [empat bulan] dan Laupia [60]," ujarnya.
Sartono mengemukakan, tim medis terpadu saat ini telah menangani ratusan jiwa warga suku terasing yang mengalami krisis pangan karena tanaman mereka diserang hama babi dan tikus.
"Tim kesehatan merawat warga yang sakit dan memeriksa kesehatan mereka lainnya agar tidak bertambah korban jiwa," katanya.
Mereka yang meninggal mendapatkan santunan masing - masing Rp15 juta per orang dan diberikan nantinya kepada ahli waris.
Tim terpadu dari Kementerian Sosial (Kemensos), Dinas Sosial Maluku, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Maluku, Dinas kesehatan, Kodam XVI/Pattimura, Polda Maluku dan Pemkab Maluku Tengah yang telah berada di lokasi menyatakan, korban meninggal karena krisis pangan.
"Krisis pangan dialami sebanyak 45 Kepala Keluarga [KK] atau 170 jiwa warga di negeri Maneo Rendah, kecamatan Seram Utara Timur Kobi, kabupaten Maluku Tengah itu karena hama babi dan tikus menyerang tanaman mereka," ujarnya.
Dia mengemukakan, penanganan selanjutnya terhadap warga suku terasing tersebut tergantung hasil identifikasi tim terpadu di lapangan, termasuk masukan dari Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Suko Pranoto didampingi Danrem 151/Binaiya, Kolonel Inf Christian K. Tehuteru yang meninjau pada 26 Juli 2018.
"Pastinya Pemprov Maluku maupun Pemkab Maluku Tengah menginginkan mereka direlokasi karena telah diprogramkan setelah kebakaran hutan Seram secara besar - besaran pada 2015 dan 2017," ujarnya.
Lokasi tinggal warga suku terasing itu berada di Dusun Maneo yang jarak tempuhnya tiga jam dengan kendaraan dari Wahai atau delapan jam dari Masohi, ibu kota Maluku Tengah, dilanjutkan berjalan kaki delapan jam ke desa terdekat.
Lokasi titik kumpul terdekat ke masyarakat terasing adalah di Kali Toahaku dengan rute perjalanan dari Polsek Seram Utara, rumah singgah jalan dusun Soahari. Kali Touhaku dapat ditempuh dengan kendaraan dari Wahai selama tiga jam atau delapan dari Masohi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Pegagan Berpotensi Memperbaiki Daya Ingat, Guru Besar UGM: Meningkatkan Dopamin
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
- Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
- Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
- Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
- BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement