Advertisement

Pagi dan Malam Dapat Kabar Kepala Daerah Ditangkap KPK, Begini Perasaan Jokowi

Newswire
Jum'at, 06 Juli 2018 - 13:17 WIB
Nina Atmasari
Pagi dan Malam Dapat Kabar Kepala Daerah Ditangkap KPK, Begini Perasaan Jokowi Presiden Joko Widodo menanti kehadiran Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dan Ibu Siti Hasmah dalam kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/6/2018). - Antara/Puspa Perwitasari

Advertisement

Harianjogja.com, TANGERANG- Penangkapan kepala daerah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena kasus dugaan korupsi membuat prihatin Presiden Joko Widodo.

"Saya juga sangat sedih loh. Jangan dipikir saya senang, tengah malem tahu-tahu dapat berita, pagi-pagi dapat berita," kata Presiden Jokowi, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (6/7/2018).

Kepala Negara mengungkapkan bahwa para bupati saat bertemu di Istana Bogor, Kamis (5/7/2018), telah blak-blakan terkait ketakutannya ditangkap KPK karena dianggap korupsi.

"Tapi yang paling takut, seperti tadi sudah disampaikan pak Ketua [APKASI], pak Presiden, sekarang ini banyak gubernur, bupati, wali kota yang ditangkap KPK. Ya, saya sampaikan hati hati, jangan main-main dengan yang namanya korupsi, suap gratifikasi. Hati hati," kata Presiden.

Presiden Jokowi mengingatkan agar kepala daerah tidak bersentuhan dengan namanya korupsi, gratifikasi dan hal lain yang berhubungan dengan masalah hukum.

"Kalau ndak bersentuhan nggak perlu yang namanya takut, nggak perlu yang namanya khawatir. Hati hati. Karena setiap bulan, setiap minggu pasti ada," kata Presiden kembali mengingatkan.

Ketua Umum APKASI Mardani H Mamingsa mengaku bangga, namun hal itu terkikis karena banyak berita yang menyebut kepala daerah ditangkap KPK.

"Dulu saya merasa bangga terpilih menjadi bupati termuda di Indonesia dalam pilkada beberapa tahun lalu. Namun setelah sekian lama menjadi bupati dan setelah menjabat ketua APKASI, saya mulai merasa kehilangan kebanggaan itu," katanya pula.

Dia menyatakan hampir setiap bulan sering mendengar dan menyaksikan berita bahwa bupati dan kepala daerah ditangkap aparat hukum karena tersangkut permasalahan.

Mardani menyebutkan bahwa berdasarkan data, sebanyak 416 bupati di seluruh Indonesia, kurang lebih 300 di antaranya bermasalah hukum atau tersangkut masalah.

"Ini sebuah angka yang fantastis dan perhatian bagi saya. Saya tidak mengerti, apakah bupati yang salah atau sistem hukum kita yang keliru," katanya pula.

Dia menegaskan bahwa ini harus menjadi introspeksi bersama. Jangan sampai muncul anggapan di tengah masyarakat bahwa menjadi bupati adalah para koruptor, sehingga orang baik dan memiliki kemampuan memimpin tidak mau lagi menjadi kepala daerah karena takut dianggap koruptor.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 16:07 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement