Advertisement
BNPB: Daerah Rawan Butuh Teknologi Peringatan Dini Longsor
Tim SAR gabungan berupaya mengevakuasi jenazah Yuni yang ditemukan tertimbun material longsoran di Worksite B-1 lokasi bencana tanah longsor, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11/2025). ANTARA - ist/Basarnas Cilacap
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD) menegaskan daerah rawan seperti Cilacap, Banjarnegara, dan Wonosobo membutuhkan teknologi pemantauan retakan tanah untuk mempercepat peringatan dini dan mengurangi dampak longsor.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan bahwa peringatan dini bencana masih cenderung berpatokan pada prakiraan hujan yang tidak selalu mencerminkan potensi longsor.
Advertisement
“Longsor di Cilacap terjadi saat hujan tinggi, tapi tidak ekstrem. Artinya indikatornya tidak bisa hanya curah hujan,” kata dia dalam konferensi daring bertajuk Disaster Briefing yang diikuti di Jakarta, Senin (17/11/2025) malam.
Bencana tanah longsor hingga sepanjang satu kilometer dari pusat runtuhan yang melanda Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11/2025) menjadi contoh keberadaan sistem peringatan dini longsor berbasis teknologi sudah sangat dibutuhkan.
BNPB mengkonfirmasi hingga Senin malam, dari 23 warga yang dilaporkan hilang, 16 orang korban ditemukan meninggal dunia dan tujuh orang masih dalam pencarian.
Ia menjelaskan, wilayah perbukitan rawan sangat memerlukan sistem pemantauan retakan tanah -- sensor sederhana yang dapat memperingatkan potensi bahawa bagi warga lebih cepat.
Para ahli teknologi bencana BNPB menilai Kabupaten rawan di Jawa Tengah seperti Banjarnegara, Cilacap, dan Wonosobo sudah lama membutuhkan penguatan sistem tersebut.
Namun, ia mengungkapkan, keterbatasan anggaran dan kondisi geografis membuat sebagian besar daerah belum memasang teknologi pemantauan tersebut dan hanya mengandalkan prakiraan curah hujan harian dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Pengembangan peringatan dini multi-bahaya akan menjadi fokus koordinasi lintas kementerian," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
YIA Siapkan 9.000 Jemaah Haji untuk 26 Penerbangan Direct
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Layanan SIM Keliling di Gunungkidul Hari Ini, Senin 17-Nov-2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, 17 November, Sleman Hujan Petir
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Ini, Senin 17 Nov 2025
- Depo Sampah Sering Penuh, Pemkot Jogja Tambah Puluhan Biopori Jumbo
- Digitalisasi Dorong Efisiensi Birokrasi DIY
- Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sleman
- Simak, Jalur Trans Jogja Terbaru Hari Ini
Advertisement
Advertisement




