Advertisement

BNPB: Daerah Rawan Butuh Teknologi Peringatan Dini Longsor

Newswire
Senin, 17 November 2025 - 22:57 WIB
Maya Herawati
BNPB: Daerah Rawan Butuh Teknologi Peringatan Dini Longsor Tim SAR gabungan berupaya mengevakuasi jenazah Yuni yang ditemukan tertimbun material longsoran di Worksite B-1 lokasi bencana tanah longsor, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11/2025). ANTARA - ist/Basarnas Cilacap

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD) menegaskan daerah rawan seperti Cilacap, Banjarnegara, dan Wonosobo membutuhkan teknologi pemantauan retakan tanah untuk mempercepat peringatan dini dan mengurangi dampak longsor.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan bahwa peringatan dini bencana masih cenderung berpatokan pada prakiraan hujan yang tidak selalu mencerminkan potensi longsor.

Advertisement

“Longsor di Cilacap terjadi saat hujan tinggi, tapi tidak ekstrem. Artinya indikatornya tidak bisa hanya curah hujan,” kata dia dalam konferensi daring bertajuk Disaster Briefing yang diikuti di Jakarta, Senin  (17/11/2025) malam.

Bencana tanah longsor hingga sepanjang satu kilometer dari pusat runtuhan yang melanda Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (14/11/2025) menjadi contoh keberadaan sistem peringatan dini longsor berbasis teknologi sudah sangat dibutuhkan.

BNPB mengkonfirmasi hingga Senin malam, dari 23 warga yang dilaporkan hilang, 16 orang korban ditemukan meninggal dunia dan tujuh orang masih dalam pencarian.

Ia menjelaskan, wilayah perbukitan rawan sangat memerlukan sistem pemantauan retakan tanah -- sensor sederhana yang dapat memperingatkan potensi bahawa bagi warga lebih cepat.

Para ahli teknologi bencana BNPB menilai Kabupaten rawan di Jawa Tengah seperti Banjarnegara, Cilacap, dan Wonosobo sudah lama membutuhkan penguatan sistem tersebut.

Namun, ia mengungkapkan, keterbatasan anggaran dan kondisi geografis membuat sebagian besar daerah belum memasang teknologi pemantauan tersebut dan hanya mengandalkan prakiraan curah hujan harian dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Pengembangan peringatan dini multi-bahaya akan menjadi fokus koordinasi lintas kementerian," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Jadwal SIM Keliling Polda DIY Hari Ini Selasa 18 November 2025

Jadwal SIM Keliling Polda DIY Hari Ini Selasa 18 November 2025

Jogja
| Selasa, 18 November 2025, 01:17 WIB

Advertisement

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Tips Menikmati Solo Traveling Agar Tetap Seru

Wisata
| Sabtu, 15 November 2025, 17:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement