Advertisement
Ketegangan AS-Venezuela, Pesawat B-52 Terbang di Karibia
Pesawat pengebom B-52 (dok. U.S. Air Force/Master Sgt. Lance Cheung - Handout via REUTERS)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sepasang pesawat pengebom B-52 Amerika Serikat (AS) dilaporkan melakukan penerbangan di atas Laut Karibia dekat Venezuela pada hari Kamis (6/11/2025).
Aksi ini menandai unjuk kekuatan militer AS yang keempat dalam beberapa pekan terakhir di wilayah tersebut, yang secara tidak langsung dianggap sebagai pesan terhadap rezim Presiden Nicolás Maduro.
Advertisement
Penerbangan dua pesawat pengebom B-52 ini terjadi di tengah kampanye militer Washington yang diklaim menargetkan para tersangka penyelundup narkoba. Namun, pengerahan aset-aset tempur Angkatan Laut dan Angkatan Udara AS ini memicu kekhawatiran di Caracas bahwa tujuan sebenarnya adalah penggulingan rezim Maduro.
AFP mengungkapkan, berdasarkan data dari situs pelacakan Flightradar24 menunjukkan pola penerbangan pesawat B-52. Kedua pesawat pengebom tersebut terbang sejajar dengan pesisir Venezuela, kemudian berputar di timur laut Caracas sebelum kembali menyusuri pesisir dan berbelok ke utara, lalu terbang lebih jauh ke laut.
BACA JUGA
Aksi penerbangan di atas Laut Karibia dekat Venezuela adalah kali keempat yang dilakukan oleh militer AS sejak pertengahan Oktober. Selain mengerahkan pesawat B-52, militer AS juga sempat mengerahkan pesawat pengebom B-1B.
Peningkatan kekuatan militer AS di Karibia telah dilakukan dengan Pengerahan jet-jet tempur siluman F-35 ke Puerto Riko. Tindakan itu juga didukung dengan kehadiran kapal induk USS Gerald R Ford dan enam kapal Angkatan Laut AS di Karibia sebagai bagian dari operasi antinarkotika.
otika.
Sejak awal September, pasukan AS telah melakukan serangan terhadap setidaknya 17 kapal (16 kapal dan sebuah kapal selam) yang diduga penyelundup narkoba, yang menurut data resmi AS telah menewaskan setidaknya 67 orang. Namun, AS belum merilis bukti penggunaan kapal-kapal tersebut untuk penyelundupan narkoba.
Ketegangan regional ini meningkat tajam, dengan Venezuela menuduh Washington berencana menggulingkan Presiden Nicolás Maduro. Pihak Rusia memberikan dukungan penuh kepada Venezuela dan mengecam keras tindakan AS.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Sabtu pekan lalu mengecam pengerahan kekuatan militer yang berlebihan oleh AS di Laut Karibia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengaku mengecam penggunaan kekuatan militer yang berlebihan dalam melaksanakan operasi antinarkoba.
"Tindakan tersebut melanggar undang-undang domestik AS...dan norma-norma hukum internasional," kata Zakharova.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Petugas Gabungan Masih Berjaga di SMAN 72 Jakarta
- BPS: 6,3 Juta Orang Bekerja di Sektor Transportasi dan Pergudangan
- Serangan Beruang Meningkat, Jepang Izinkan Polisi untuk Menembak
- PBB Khawatirkan Keselamatan Warga Sipil Akibat Perang di Sudan
- Dari Laporan Publik hingga OTT: Kronologi Penangkapan Abdul Wahid
Advertisement
Sektor Pariwisata hingga Perdagangan Dominasi Investasi di Sleman
Advertisement
5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub
Advertisement
Berita Populer
- Gerebek Kampung Ambon, Petugas Temukan Narkoba hingga Senpi
- Pakar UGM: Program PSEL Perlu Transisi Menuju Ekonomi Sirkular
- Muhammadiyah Tolak Proyek Geotermal di Gunung Lawu, Ini Alasannya
- BPS: 6,3 Juta Orang Bekerja di Sektor Transportasi dan Pergudangan
- Disokong Dana LPDB Rp200 M, Koperasi Siap Memasok Bahan Baku untuk MBG
- Ganggu Petani, Mafia Pangan akan Dilawan Mentan
- Selangor FC Vs Persib, Maung Bandung Makin Kokoh di Puncak Klasemen
Advertisement
Advertisement



