Advertisement
BNPB: Sistem Hujan Disempurnakan Jadi Peringatan Dini Banjir

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sistem informasi hujan akan disempurnakan menjadi peringatan dini banjir yang lebih spesifik, mencakup kawasan terdampak dan potensi bencana, tidak hanya sekadar prakiraan cuaca harian.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan evaluasi ini muncul menyusul banjir bandang di Bali awal September lalu. Informasi prakiraan cuaca yang kurang spesifik bisa disalahartikan sebagai peringatan dini bencana.
Advertisement
"Informasi cuaca yang ada saat ini belum sepenuhnya dapat diterjemahkan menjadi peringatan bahaya di tingkat masyarakat. Yang disampaikan baru intensitas hujan, padahal masyarakat dan petugas di lapangan butuh informasi bahaya yang lebih spesifik, seperti potensi banjir, longsor, atau banjir bandang,” kata dia, dalam konferensi daring “Disaster Briefing” dari Jakarta, Senin (15/9/2025) malam.
Menurut Abdul Muhari, peringatan dini seharusnya berbasis real time dan terus diperbarui sejak pertama diterbitkan, misalnya dengan menginformasikan curah hujan aktual yang sudah melampaui ambang batas ekstrem.
“Dalam peristiwa banjir Bali, tanggal 10 kemarin, kalau threshold hujan ekstrem 150 milimeter sudah terlewati, maka petugas harus segera bergerak melakukan evakuasi dan patroli di sungai,” ujarnya.
BACA JUGA: Konsumsi Pemanis Buatan Tinggi, Otak Bisa Menua Lebih Cepat
Sistem pemantauan di Pintu Air Katulampa, Bogor, yang bisa menjadi peringatan dini banjir untuk wilayah Jakarta, dinilai efektif dan bisa direplikasi. BNPB mendorong sistem serupa dikembangkan di Bali, terutama di daerah aliran sungai (DAS) Ayung yang mengaliri Badung, Jembrana, Buleleng, Karangasem, Gianyar, Bangli, dan Denpasar.
BNPB mencatat hingga kini 18 orang meninggal dunia, 149 warga mengungsi, dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan akibat banjir bandang.
"Pembenahan peringatan dini penting, jadi perhatian, agar masyarakat tidak lagi terkejut menghadapi bencana. Kita harus geser peringatan dari sekadar fenomena cuaca ke informasi bahaya yang bisa ditindaklanjuti,” ujarnya.
BNPB mendorong kementerian/lembaga dan organisasi perangkat daerah memperkuat sistem peringatan dini berbasis dampak sebagai dasar rencana aksi tanggap darurat bencana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polisi Tetapkan 42 Tersangka Demo Rusuh di Bandung
- Tersangka Dugaan Korupsi Pengadaan Mesin EDC Indra Utoyo Dipanggil KPK
- Menkop Nyatakan Satu Kopdes Merah Putih Bisa Gerakkan 15 Orang
- Ini Cara Daftar BPJS Ketenagakerjaan agar Dapat Diskon Iuran 50 Persen
- Cak Imin Ingin Rp200 Triliun Bisa Dinikmati UMKM
Advertisement

Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Mahmoud Abbas Desak Internasional Bertanggungjawab Atas Kejahatan Israel
- Merespons Ancaman Tarif Trump, China: Ini Pemaksaan Ekonomi
- Guru Besar UMY: Dukungan Prabowo ke Qatar Bagian Diplomasi RI
- 8.018 SPPG Sudah Beroperasi, Serapan Anggaran Rp15,7 Miliar
- BNPB: Sistem Hujan Disempurnakan Jadi Peringatan Dini Banjir
- BNPB Ingatkan Banjir Bali Bisa Terulang
- DPR RI Desak Mendagri Tito Hentikan Efisiensi Dana Transfer ke Daerah
Advertisement
Advertisement