Advertisement

Pengamat: Mafia Migas Masih Ancam Pertamina

Newswire
Selasa, 25 November 2025 - 22:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Pengamat: Mafia Migas Masih Ancam Pertamina Kilang minyak lepas pantai. - Foto dibuat oleh AI - StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Direktur Eksekutif Lembaga Literasi Politik Indonesia (LPI), Ujang Komarudin, menegaskan bahwa langkah pembenahan tata kelola dan layanan yang sedang dilakukan Pertamina perlu mendapatkan dukungan luas dari berbagai pihak. Dukungan tersebut dinilai penting karena Pertamina berpotensi menjadi sasaran tekanan dari mafia migas.

“Mafia migas akan memberikan tekanan terhadap perusahaan plat merah tersebut dari berbagai cara. Karena itu semua pihak harus membantu Pertamina agar mafia migas tidak menggerogoti atau menggembosi Pertamina,” ujar Ujang, Jumat (21/11/2025).

Advertisement

Menurutnya, berbagai upaya perbaikan yang saat ini dilakukan harus diiringi dengan komitmen untuk membersihkan perusahaan energi tersebut dari praktik kotor yang dapat merusak tata kelola.

“Saya melihat Pertamina telah melakukan pembenahan dalam tata kelola. Pertamina harus bersih dari mafia migas. Dengan begitu Pertamina akan menjadi sehat,” katanya.

Ujang menekankan, dukungan terhadap Pertamina tidak boleh hanya bergantung pada Presiden Prabowo Subianto, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. “Dukungan Pertamina bukan saja dari Pak Presiden Prabowo, tetapi dari semua pihak, termasuk masyarakat,” ujarnya.

Ia mengingatkan potensi dampak besar apabila perusahaan energi negara tersebut tidak mendapatkan dukungan luas. Menurut Ujang, kondisi tersebut bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk memecah belah hubungan antara Pertamina dan publik.

“Kalau Pertamina tidak dapat dukungan, dampaknya sangat besar. Akan ada adu domba Pertamina dengan masyarakat, dan mafia migas bisa masuk untuk merusak tata kelola. Maka publik harus mendukung Pertamina bersih-bersih dari mafia migas,” ucapnya.

Ancaman Jaringan Lama Mafia Migas

Selain Ujang, pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, turut mengingatkan bahwa ancaman mafia migas belum hilang. Ia menilai jaringan tersebut terus beregenerasi dan masih melakukan praktik-praktik lama.

“Saya berkeyakinan ini masih satu jaringan dengan sebelumnya karena yang ditangkap ini anaknya Riza Chalid. Modus yang digunakan sama persis, seolah melanjutkan apa yang dilakukan generasi sebelumnya. Tapi mungkin anaknya kurang piawai dan ditangkap Kejaksaan,” katanya.

Menurut Fahmy, keberadaan jaringan lama tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dan BUMN energi harus tetap waspada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Pembangunan PLTSa Jogja Masuk Tahap Lelang

Pembangunan PLTSa Jogja Masuk Tahap Lelang

Jogja
| Selasa, 25 November 2025, 22:57 WIB

Advertisement

Haenyeo Jeju Jadi Daya Tarik Wisata Dunia, Kini Krisis Regenerasi

Haenyeo Jeju Jadi Daya Tarik Wisata Dunia, Kini Krisis Regenerasi

Wisata
| Selasa, 25 November 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement