Advertisement
Dihujani 4,2 Miliar Liter Air, BMKG Ungkap Empat Pemicu Banjir di Mataram

Advertisement
Harianjogja.com, MATARAM —Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan ada sekitar 4,2 miliar liter air hujan tumpah dalam waktu enam jam di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kondisi ini menyebabkan Mataram terendam banjir.
"Diperkirakan volume air yang tumpah di Kota Mataram sebesar 4,2 miliar liter air pada rentang waktu kurang dari enam jam," kata Kepala Stasiun Klimatologi NTB Nuga Putrantijo di Mataram dikutip Senin (7/7/2025).
Advertisement
BACA JUGA: Banjir Terjang Mataram, Ratusan Rumah Terendam
Dia mengatakan, volume curah hujan yang tercatat melalui data Agroclimate/ Automatic Weather Stasiun (AAWS/ AWS) dan Automatic Rain Gauge (ARG) adalah AWS Sigerongan sebanyak 111,4 milimeter, AAWS Stasiun Klimatologi NTB sebanyak 74,0 milimeter, dan ARG Mataram sebanyak 71,4 milimeter.
Kriteria volume itu masuk ke dalam kategori hujan lebat dalam skala harian (sampai dengan 100 milimeter per hari) dan hujan ekstrem dalam skala jam (lebih dari 50 milimeter per jam).
Empat Faktor Pemicu
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Lombok, Satria Topan Primadi terdapat empat faktor pemicu hujan intensitas sedang hingga lebat yang memicu terjadinya banjir di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Dia mengatakan fenomena hujan terjadi akibat aktifnya gelombang atmosfer frekuensi rendah dan kelembaban udara cenderung basah dari lapisan 850 milibar (mb) hingga 700 mb dengan nilai 70-90 persen.
"Faktor lainnya akibat labilitas atmosfer kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal dan nilai reflektifitas lebih dari 30 dBZ (desibel reflektifitas) di wilayah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat," kata Satria dalam pernyataan di Mataram, Senin (7/7/2025)
Ketika gelombang atmosfer aktif, maka hal itu berkaitan dengan potensi peningkatan pembentukan awan hujan di suatu wilayah. Di sisi lain, kelembaban udara hingga kondisi ketidakstabilan atmosfer turut mempercepat pembentukan awan yang bisa menyebabkan cuaca buruk.
Satria menuturkan sebagian wilayah di Nusa Tenggara Barat masih berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai angin kencang pada 7 Juli sampai 9 Juli 2025 mendatang.
Pada 7 Juli, daerah yang berpotensi diguyur hujan adalah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Utara, Sumbawa Barat, Dompu, dan Bima.
Pada 8 Juli, hujan diprakirakan turun di Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa, dan Kabupaten Bima.
Pada 9 Juli, daerah yang diprediksi mengalami hujan terletak di Lombok Timur, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa, dan Dompu.
Selain hujan, gelombang laut tinggi juga berpotensi terjadi di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat dengan ketinggian berkisar antara 1,25 meter sampai 4 meter. Kawasan perairan yang mengalami gelombang tinggi terletak di Selat Lombok bagian selatan yang berhadapan langsung dengan laut.
"Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di wilayah rawan bencana dihimbau agar terus waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat, untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi, seperti banjir, banjir bandang, banjir rob, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, sambaran petir, dan pohon tumbang," pungkas Satria.
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal memerintahkan organisasi perangkat daerah untuk segera mendistribusikan selimut, makanan, dan perlengkapan lainnya yang diperlukan oleh para korban banjir.
Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyebut banjir yang merendam Mataram terjadi di Lingkungan Sweta Timur, Kelurahan Mayura belakang Transmart, BTN River Side depan Vihara Avalokotesvara, Lingkungan Gedur, Kelurahan Abian Tubuh, BTN Sweta.
Selain Kelurahan Mandalika, Bertais, Lingkungan Pengempel Indah, Bertais, Lingkungan Kebon Duren, Kelurahan Sayang Sayang, Sekarbela, dan Kekalik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement