Advertisement
Skrining Gangguan Tiroid Diperluas di Tujuh Wilayah, Kemenkes Gandeng Swasta

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Gangguan tiroid kerap tidak terdiagnosis hingga menimbulkan komplikasi serius. Kementerian Kesehatan RI memperluas upaya deteksi dini gangguan tiroid melalui program percontohan skrining di tujuh wilayah yang memiliki prevalensi tinggi Bersama PT Merck Tbk (Merck).
“Deteksi dini menjadi langkah krusial untuk mencegah dampak yang lebih berat. Kolaborasi lintas sektor menjadi penting untuk memperluas layanan di tingkat primer,” ujar Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono, Senin (2/6/2025).
Advertisement
Program ini menargetkan 80.000 pemeriksaan hormon tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/TSH) di sejumlah puskesmas, sebagai bagian dari strategi pencegahan penyakit tidak menular.
Gangguan tiroid, terutama hipotiroidisme, masih menjadi masalah kesehatan tersembunyi. Di kawasan Asia Pasifik, prevalensinya mencapai sekitar 11 persen pada populasi dewasa, jauh lebih tinggi dari angka global yang berkisar 2–4 persen.
Pemeriksaan TSH akan difokuskan di Deli Serdang, Jakarta, Malang, Makassar, Medan, Cirebon, dan Surabaya. Selain menyediakan tes, program ini juga dilengkapi dengan logistik pemeriksaan, seperti peralatan diagnostik, bahan medis habis pakai, serta pelatihan untuk tenaga kesehatan.
Ketua Klaster Metabolic Disorder, Cardiovascular and Aging IMERI FK Universitas Indonesia (UI) dr. Dicky L. Tahapary, Sp.PD-KEMD, Ph.D., menyebutkan bahwa data hasil skrining ini akan digunakan untuk membentuk registry nasional pasien tiroid.
“Dengan data berbasis bukti, kita bisa menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran dan mendukung pencegahan penyakit secara terstruktur,” ujarnya.
Langkah ini juga melibatkan komunitas pasien, termasuk Pita Tosca, yakni organisasi pejuang tiroid di Indonesia. Pendiri sekaligus ketua Pita Tosca, Astriani Dwi Aryaningtyas, menekankan pentingnya akses diagnosis dan pengobatan yang merata.
“Gangguan tiroid sering kali tidak terlihat secara fisik, namun dampaknya sangat besar terhadap kualitas hidup. Kami berharap skrining ini menjadi pintu masuk untuk layanan yang lebih inklusif,” katanya.
Sebagai bagian dari pendekatan jangka panjang, hasil program ini juga akan dirangkum dalam laporan Thyroid Registry yang direncanakan terbit di jurnal internasional pada tahun ini. Laporan tersebut akan mendukung advokasi kesehatan tiroid Indonesia di forum global seperti World Health Assembly.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Disney PHK Ratusan Karyawannya di Lini Film, Televisi dan Keuangan
- Merebak Isu Menteri Kesehatan Bakal Kena Reshuffle, Begini Tanggapannya
- KPK Melacak Pihak yang Terlibat Kasus Pemerasan Agen Tenaga Kerja Asing
- Jateng Alami Inflasi 1,66 Persen pada Mei 2025, Kenaikan Harga Emas dan Minyak Goreng Jadi Pemicu
- Ditinggal Ibadah Haji, Uang Rp100 Juta Milik Sekda Situbondo Raib Dicuri
Advertisement

Berkumpul di UGM, Peneliti Indonesia dan Australia Bahas Penguatan Komunikasi Kebijakan Perubahan Iklim
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo Mengecek Kondisi Markas Resimen Kavaleri Berkuda TNI AD
- Presiden Prabowo Minta Bansos Tepat Sasaran, Pembagian Menggunakan DTSEN
- Wamenkum Eddy Hiariej: Suka Tidak Suka RUU KUHAP Harus Selesai di 2025
- Menteri KKP Trenggono Baru Bisa Hentikan Impor Garam di Akhir 2027
- Pemerintah Persempit Luas Rumah Subsidi Jadi 25 Meter Persegi, Ini Respons Menteri Ara
- Pemerintah Blokir Ormas GRIB Jaya Milik Hercules, Ini Penjelasan Kementerian Hukum
- PM Mongolia Mengundurkan Diri di Tengah Protes Gaya Hidup Mewah Anaknya
Advertisement
Advertisement