Advertisement

Skrining Gangguan Tiroid Diperluas di Tujuh Wilayah, Kemenkes Gandeng Swasta

Newswire
Senin, 02 Juni 2025 - 14:27 WIB
Maya Herawati
Skrining Gangguan Tiroid Diperluas di Tujuh Wilayah, Kemenkes Gandeng Swasta Dokter. / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTAGangguan tiroid kerap tidak terdiagnosis hingga menimbulkan komplikasi serius. Kementerian Kesehatan RI memperluas upaya deteksi dini gangguan tiroid melalui program percontohan skrining di tujuh wilayah yang memiliki prevalensi tinggi Bersama PT Merck Tbk (Merck).

“Deteksi dini menjadi langkah krusial untuk mencegah dampak yang lebih berat. Kolaborasi lintas sektor menjadi penting untuk memperluas layanan di tingkat primer,” ujar Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono, Senin (2/6/2025).

Advertisement

Program ini menargetkan 80.000 pemeriksaan hormon tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/TSH) di sejumlah puskesmas, sebagai bagian dari strategi pencegahan penyakit tidak menular.

Gangguan tiroid, terutama hipotiroidisme, masih menjadi masalah kesehatan tersembunyi. Di kawasan Asia Pasifik, prevalensinya mencapai sekitar 11 persen pada populasi dewasa, jauh lebih tinggi dari angka global yang berkisar 2–4 persen.

Pemeriksaan TSH akan difokuskan di Deli Serdang, Jakarta, Malang, Makassar, Medan, Cirebon, dan Surabaya. Selain menyediakan tes, program ini juga dilengkapi dengan logistik pemeriksaan, seperti peralatan diagnostik, bahan medis habis pakai, serta pelatihan untuk tenaga kesehatan.

Ketua Klaster Metabolic Disorder, Cardiovascular and Aging IMERI FK Universitas Indonesia (UI) dr. Dicky L. Tahapary, Sp.PD-KEMD, Ph.D., menyebutkan bahwa data hasil skrining ini akan digunakan untuk membentuk registry nasional pasien tiroid.

BACA JUGA: Prabowo Akui Masih Banyak Penyelewengan dan Korupsi di Tubuh Pemerintah, Serukan Bersih-bersih

“Dengan data berbasis bukti, kita bisa menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran dan mendukung pencegahan penyakit secara terstruktur,” ujarnya.

Langkah ini juga melibatkan komunitas pasien, termasuk Pita Tosca, yakni organisasi pejuang tiroid di Indonesia. Pendiri sekaligus ketua Pita Tosca, Astriani Dwi Aryaningtyas, menekankan pentingnya akses diagnosis dan pengobatan yang merata.

“Gangguan tiroid sering kali tidak terlihat secara fisik, namun dampaknya sangat besar terhadap kualitas hidup. Kami berharap skrining ini menjadi pintu masuk untuk layanan yang lebih inklusif,” katanya.

Sebagai bagian dari pendekatan jangka panjang, hasil program ini juga akan dirangkum dalam laporan Thyroid Registry yang direncanakan terbit di jurnal internasional pada tahun ini. Laporan tersebut akan mendukung advokasi kesehatan tiroid Indonesia di forum global seperti World Health Assembly.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Berkumpul di UGM, Peneliti Indonesia dan Australia Bahas Penguatan Komunikasi Kebijakan Perubahan Iklim

Sleman
| Rabu, 04 Juni 2025, 08:07 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Wisata Sungai di Canden Bantul

Wisata
| Sabtu, 31 Mei 2025, 17:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement