Advertisement
Sejarah Peringatan Hari Perempuan Sedunia 8 Maret

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Hari Perempuan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 8 Maret. Peringatan Women's Day ini memiliki sejarah panjang yang berakar pada perjuangan hak-hak perempuan, terutama dalam hal kesetaraan, keadilan, dan hak pekerja.
Perayaan ini bukan sekadar simbolis, tetapi juga merupakan hasil dari berbagai gerakan sosial yang telah berlangsung selama lebih dari satu abad.
Advertisement
Sejarah hari perempuan sedunia ini dimulai pada awal abad ke-20, saat kelompok perempuan di berbagai negara mulai menuntut kondisi kerja yang lebih baik, hak memilih dalam pemilu, serta perlakuan yang lebih adil di lingkungan sosial dan ekonomi.
BACA JUGA: Baru 2 Bulan, Ada 29 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Gunungkidul
Gerakan ini semakin berkembang hingga akhirnya diakui secara global sebagai Hari Perempuan Sedunia.
Perjalanan panjang Hari Perempuan Sedunia
Gelombang I (Tahun 1830-1900an): Gerakan awal
1909 - Amerika Serikat merayakan Hari Perempuan Nasional pertama kali pada 28 Februari sebagai respons terhadap protes ribuan buruh perempuan yang menuntut kondisi kerja lebih layak setelah kejadian pada tahun 1908.
1910 - Organisasi sosialis internasional mengadakan konferensi di Kopenhagen, Denmark, untuk menetapkan Hari Perempuan. Usulan ini disepakati oleh lebih dari 100 perempuan dari 17 negara.
1911 - Sejumlah besar perempuan dan laki-laki di Eropa mengadakan demonstrasi besar-besaran menuntut hak pilih serta mengakhiri diskriminasi gender di tempat kerja.
1913-1914 - Hari Perempuan Internasional mulai diperingati di berbagai negara, khususnya oleh aktivis perempuan di tengah Perang Dunia I.
1928 - Perempuan Indonesia mulai ikut memperjuangkan hak-hak mereka dalam Kongres Perempuan Indonesia yang digelar pada 22-25 Desember.
BACA JUGA: Angkat Isu Kesehatan Mental Perempuan, TP PKK DIY Gelar Festival Mbok Mlayu 2025
Gelombang II (Tahun 1960-1980an): Pengakuan global
1960 - Munculnya gerakan hak-hak sipil di berbagai belahan dunia, termasuk tuntutan kesetaraan perempuan di Amerika-Afrika, Meksiko, dan Asia-Amerika.
1964-1973 - Gerakan feminisme semakin kuat di Amerika Serikat dan Eropa, bersamaan dengan protes besar terhadap perang di Vietnam.
1975 - Untuk pertama kalinya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai perayaan resmi di berbagai negara.
Seiring berjalannya waktu, Hari Perempuan Sedunia bukan hanya menjadi momen peringatan, tetapi juga momentum refleksi dan aksi nyata untuk memperjuangkan kesetaraan gender.
Setiap tahun, berbagai organisasi, pemerintah, dan aktivis di seluruh dunia menyelenggarakan kampanye, diskusi, serta program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan hak-hak perempuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Jalan Trisik Penghubung Jembatan Pandansimo di Kulonprogo Rusak Berat Akibat Truk Tambang
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement