Advertisement
Harga Cabai Mahal, Ini Upaya Pemprov Jateng Mengendalikannya

Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG–Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menyatakan lonjakan harga cabai yang tak terkendali belakangan ini karena ketersediaan atau stok tak bisa mengimbangi permintaan masyarakat yang meningkat.
Selain itu, tambahan ketersediaan stok cabai yang dihasilkan dari program penanaman cabai di pekarangan rumah juga belum membuahkan hasil.
Advertisement
BACA JUGA: Harga Cabai Capai Rp95.000 per Kilogram
Kepala pelaksana tugas (Plt) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, Sakina Roselasari, mengatakan ketersediaan stok cabai di wilayahnya sempat berkurang karena ada lahan yang gagal panen alias puso imbas cuaca ekstrem beberapa waktu lalu. Oleh karenanya, ia tak memungkiri naiknya harga cabai salah satunya disebabkan banyak tanaman cabai yang membusuk.
“Maka mulai Ramadan kali ini memang kebutuhannya luar biasa. Cuaca tidak mendukung. Beberapa daerah mengalami cabainya busuk dan juga kendala transportasi,” ungkap Sakina kepada wartawan Rabu (5/3/2025).
Belum lagi, lanjut Sakina, tambahan ketersediaan stok cabai yang dihasilkan dari program penanaman cabai di pekarangan rumah juga belum membuahkan hasil. Sebab, di sejumlah daerah tanaman cabai yang ditanam di pekarangan belum bisa dipanen.
“Beberapa bulan lalu, beberapa daerah menyampaikan ada penanaman cabai di pekarangan itu belum panen. Itu baru cabai kecil-kecil, masih belum siap panen. Tapi memang kami akui [harganya] ada kemungkinan merangkak ya. Karena permintaan luar biasa. Tapi kami berusaha dengan menjaga stok,” akunya.
Sebagai upaya menstabilkan harga cabai, Disperindag Jateng akan berusaha koordinasi dengan tiap Pemerintah Daerah (Pemda) guna melakukan distribusi silang yang mana cabai dengan harga rendah bisa dikirimkan ke daerah yang punya kondisi harga tertinggi. Adapun berdasarkan pendataannya, terdapat lima kabupaten yang memiliki harga cabai tertinggi, di antaranya Wonosobo dan Pati.
“Di data kami ada lima kabupaten kota yang harganya cabai tertinggi. Kemudian lima kabupaten kota terendah. Tapi lima kabupaten tertinggi menyampaikan kendala strategi yang dilakukan. Kabupaten kota berkoordinasi harganya lebih rendah itu bisa dikirim ke daerah harga tinggi,” jelasnya.
Sedangkan untuk persiapan Ramadan, Disperindag Jateng mengaku rutin menggelar rapat pantauan 13 bahan pokok penting (Bapokting) bersama 35 kabupaten/kota. Hasinya, selain cabai, dalam kurun waktu bersamaan lonjakan harga juga terjadi pada telur, minyak goreng dan beras.
“Hasil rapat Jumat [28/2/2025] kemarin dari kabupaten/kota menyampaikan bahwa stok terjaga. Namun memang harga naik seiring kebutuhan meningkat menjelang Ramadan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perhatikan! Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu 2 Agustus 2025
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- Begini Alasan Presiden Prabowo Beri Abolisi ke Tom Lembong dan Amnesti untuk Hasto Kristiyanto
- Pengacara Tom Lembong Bahas Konsekuensi Hukum Atas Abolisi Tom Lembong yang Diberikan Presiden Prabowo
- Soal Polemik PPATK Blokir Rekening, DPR RI Sebut untuk Melindungi Dana Nasabah
- Melanggar Lagi Gencatan Senjata, Israel Kembali Menyerang Kota-Kota di Lebanon
- Dapat Amnesti dari Presiden Prabowo, Hasto Kristiyanto Terpantau Sempat Keluar dari Rumah Tahanan KPK
- KPK Mengonfirmasi Hasto Keluar dari Rutan
- Setelah Keluar dari Rutan KPK, Hasto Kristiyanto Telah Kembali, Ternyata Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement