Advertisement
Kemampuan Beradaptasi Jadi Kunci Penerbit Mampu Bertahan 17 Tahun di Tengah Pesatnya Teknologi Digital

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Industri penerbitan mengalami tantangan yang tidak ringan di tengah perkembangan teknologi digital yang sangat pesat. Buku-buku konvensional saat ini banyak beralih ke digital.
Meski demikian ada sebuah penerbit di Jogja yang sampai saat ini mampu bertahan menggelu dunia bisnis literasi sampai detik. Dia adalah Shira Media, menjadi salah satu dari sekian kecil penerbit yang masih eksis hingga 2024 ini. Jika dihitung, maka sudah 17 tahun penerbit ini sejak berdiri di medio 2008 silam.
Advertisement
Pendiri Shira Media Cahyo Satriyo mengatakan sejak 2008, ia telah menerbitkan ribuan judul buku dari berbagai genre dan penulis, baik lokal maupun internasional. Visinya adalah literasi sebagai jembatan budaya dan wawasan dan menjadi inspirasi bagi pelaku industri lain.
BACA JUGA : Penerbitan Buku di Jogja Melonjak Signifikan dalam Dua Tahun Terakhir
Ia menerbitkan buku cetak, terutama terjemahan sastra klasik dari penulis Eropa dan Amerika. Kemudian memperluas portofolio dengan menerjemahkan karya penulis kontemporer seperti R.F. Kuangdan Sally Rooney. Cahyo mengakui dunia penerbitan di era saat ini banyak berubah, namun kemampuan beradaptasi menjadi kunci utama penerbitnya mampu bertahan hingga 17 tahun
"Selain itu kami fokus juga pada kualitas dan kemampuan beradaptasi. Karena dunia penerbitan saat ini banyak mengalami banyak perubahan. Akan tetapi yang perlu dicatat adalah kebutuhan manusia akan cerita, informasi ini tetap sama,” katanya, Senin (2/12/2024).
Memasuki era digital pun berinovasi dengan menghadirkan buku elektronik untuk menjangkau pembaca yang lebih luas. Ia berusaha menyediakan berbagai format buku untuk memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu berkomitmen mendukung literasi di Indonesia dengan menghadirkan buku cetak hingga inovasi digital. Ia menyadari bahwa literasi adalah bagian penting dari kehidupan yang harus terus dijaga. “Adaptasi adalah kunci. Kami menyadari bahwa pembaca kini memiliki preferensi yang beragam," katanya.
Cahyo menambahkan selama 17 tahun telah menjadi rumah bagi penulis lokal ternama seperti Seno Gumira Ajidarma dan Goenawan Mohamad, namun juga mendukung penulis baru dengan memberikan platform memperkenalkan karya mereka.
Dalam prosesnya juga menghadirkan karya penulis internasional yang relevan. "Setiap penulis memiliki cerita yang unik dan penting untuk dibagikan. Misi kami adalah membantu mereka menyampaikan cerita," katanya.
BACA JUGA : Peluncuran Buku Parmusi, Sebuah Patahan Sejarah Politik Muhammadiyah
Menjadi bagian dari inovasi, Shira Media mendirikan sebuah kafe dengan konsep perpustakaan di kantor mereka di utara Jogja. Kafe dirancang untuk memberikan pengalaman baru kepada pengunjung, mereka bisa menikmati kopi sambil membaca koleksi buku.
“Kami ingin menciptakan ruang di mana literasi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kafe ini bagian dari upaya kami untuk mendekatkan buku dengan masyarakat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta Dijadwalkan Diperiksa KPK Besok Kamis
- Uang Rp11,8 triliun yang Disita Kejagung dari Perkara Korupsi Minyak Goreng Berasal dari 5 Korporasi Wilmar
- Bapanas: Beras SPHP Naik, Cabai Merah Turun
- 4 Pulau yang Disengketakan Resmi Milik Aceh, Bobby Nasution Minta Masyarakat Tidak Terhasut
- Perpusnas Merilis Sembilan Buku Bertema Kearifan Lokal untuk Warisan Masa Depan
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Kapolri Bentuk Satgassus Awasi Penerimaan Negara, Begini Respons Sri Mulyani
- Iran Tembak Jatuh 4 Jet Tempur F-35 Milik Israel
- Pemerintah Tarik Pembiayaan Utang Rp349 Triliun per 31 Mei 2025
- Diteror Bom dan Mendarat Darurat, Pesawat Saudia Airlines Dinyatakan Aman
- Polda Metro Jaya Tangkap Pelaku Pengeroyokan Adik Bahar bin Smith
- Obligasi Tetap Solid di Tengah Naik Turunnya Saham di Pasar Global
- 6 Desa di Jepara Terancam Tenggelam Akibat Abrasi Pantura
Advertisement
Advertisement