Advertisement
Lebanon Tutup Sekolah dan Institusi Pendidikan Usai Ledakan Daahsyat Pager
Advertisement
Harianjogja.com, BEIRUT—Lebanon mengumumkan penutupan semua sekolah dan institusi pendidikan di seluruh negara tersebut pada Rabu (18/9), menyusul ledakan alat penyeranta (pager) yang menewaskan setidaknya sembilan orang dan melukai ribuan lainnya.
“Kami mengumumkan penutupan sekolah negeri dan swasta, Universitas Lebanon, serta semua institusi pendidikan tinggi swasta pada Rabu, sebagai bentuk kecaman atas tindakan kriminal yang dilakukan oleh musuh Israel terhadap warga sipil,” kata Menteri Pendidikan Lebanon, Abbas Halabi.
Advertisement
Menteri Halabi juga mengetuk “hati nurani dunia untuk menghentikan mesin pembunuh Israel yang tak mengenal belas kasihan dan pembedaan, serta telah melakukan kejahatan kolektif yang belum pernah terjadi terhadap rakyat Lebanon.”
Sedikitnya sembilan orang, termasuk seorang anak, tewas dalam ledakan massal perangkat alat penyeranta di berbagai wilayah Lebanon pada Selasa, menurut Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Al-Abiad.
Ia menambahkan bahwa sekitar 2.750 orang lainnya terluka, dengan 200 di antaranya berada dalam kondisi kritis.
BACA JUGA: Ledakan Pager di Lebanon Tewaskan 9 Orang, Ribuan Lainnya luka-luka
Media Lebanon melaporkan bahwa perangkat-perangkat tersebut meledak setelah terjadi peretasan sistem komunikasi oleh Israel.
Hizbullah mengonfirmasi bahwa setidaknya dua anggotanya tewas dan banyak lainnya terluka dalam ledakan tersebut.
"Pada sekitar pukul 15:30 (13:30 GMT) pada Selasa, 17 September 2024, beberapa perangkat pager yang digunakan oleh anggota unit dan lembaga Hizbullah meledak," kata kelompok tersebut dalam pernyataannya.
Hizbullah menuduh Israel bertanggung jawab penuh atas ledakan nirkabel tersebut dan bersumpah akan melakukan “pembalasan yang adil dari tempat-tempat yang tak terduga” terhadap Tel Aviv.
Kementerian Kesehatan Lebanon sebelumnya telah mendesak semua warga yang memiliki perangkat komunikasi pager untuk segera membuangnya.
Ledakan massal ini terjadi di tengah-tengah serangan lintas perbatasan antara Hezbollah dan Israel, dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Muncul Isu Gempa Susulan Lebih Besar di Bandung, BMKG: Hoax!
- Video Detik-detik Gempa di Bandung Menyebabkan Sejumlah Kerusakan
- Gempa di Jawa Barat Dipicu Aktivitas Sesar Garsela
- Viral Seorang Perempuan Digigit Anjing Saat Sedang Berjalan, Polisi Lakukan Penyelidikan
- Viral Lima Wanita Pendaki Ditemukan Menangis Usai Tersesat di Gunung Muria
Advertisement
29 Acara Disiapkan untuk Peringatan Hari Jadi, Begini Sejarah Terbentuknya Gunungkidul
Advertisement
Mie Kangkung Belacan Jadi Primadona Wisata Kuliner Medan
Advertisement
Berita Populer
- Kian Memanas, Gudang Amunisi Rusia Hancur oleh Bom Ukraina
- Seleksi Calon Pimpinan KPK Berlangsung Ketat
- Batas Waktu Pembentukan Komisi Penyelenggara Perlindungan Data Pribadi 17 Oktober 2024
- Ribuan Mahasiswa Unhan Ditetapkan Jadi Komcad Matra Darat
- Pilkada, LSI Sebut Rano Karno Lebih Dikenal Warga DKI Dibanding Pramono Anung
- Presiden Terpilih Prabowo Tegaskan Komitmen Menjaga Kesejahteraan Buruh
- Dugaan Korupsi Pengadaan Tanah di Jakarta Utara, KPK Tetapkan Lima Tersangka
Advertisement
Advertisement