Advertisement

Puluhan Kerbau Mati Mendadak di Sungai Sedang Diselidiki

Newswire
Sabtu, 14 September 2024 - 14:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Puluhan Kerbau Mati Mendadak di Sungai Sedang Diselidiki Ilustrasu Kebau di Riau.ist - karantinariau

Advertisement

Harianjogja.com, RIAU—Fenomena puluhan kerbau mati mendadak secara massal dengan bangkai-bangkainya mengapung di Sungai Kampar Kiri, Desa Mentulik, Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Kampar sedang ditelusuri oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau Faralinda Sari akan segera melakukan investigasi mendalam terkait insiden ini puluhan ternak kerbau dan akan mengirim tim untuk melakukan pemeriksaan lapangan serta analisis lebih lanjut.

Advertisement

BACA JUGA: Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Siapkan 1,5 Juta Ha Lahan Peternakan Sapi

"Kami akan menelusuri secara menyeluruh penyebab kematian massal kerbau-kerbau tersebut. Hingga saat ini, kami belum menerima laporan resmi terkait kasus ini," katanya, Sabtu (14/9/2024).

Investigasi tersebut, lanjutnya, penting untuk menentukan apakah kematian kerbau ini disebabkan oleh penyakit menular, keracunan, atau faktor lingkungan lainnya. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kejelasan dan langkah mitigasi untuk mencegah kejadian serupa pada masa depan.

"Pemeriksaan ini diharapkan dapat memberikan jawaban atas kejadian yang telah mengejutkan dan meresahkan banyak pihak," ujarnya.

Untuk itu pihak Dinas PKH Riau mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika menemukan kematian hewan ternak yang tidak wajar dan menjaga kesehatan ternak mereka dengan baik.

Kejadian ini menjadi sorotan publik setelah sebuah video viral di media sosial menunjukkan pemandangan mengejutkan itu pada Kamis (12/9). Delapan ekor bangkai kerbau mengapung di aliran Sungai Kampar Kiri.

Beberapa bangkai juga terlihat berada di tepi sungai. Belum ada informasi resmi mengenai penyebab pasti dari kematian mendadak tersebut.

Diperkirakan, jumlah kerbau yang mati bisa mencapai puluhan ekor. Banyak dari kerbau ini dipelihara secara dilepas di area sekitar, yang menambah kekhawatiran akan kemungkinan penyebaran penyakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Lima Industri Coklat di Gunungkidul Mengikuti Pendampingan dan Sertifikasi GMP, Ini Tujuannya

Gunungkidul
| Rabu, 18 September 2024, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Mie Kangkung Belacan Jadi Primadona Wisata Kuliner Medan

Wisata
| Selasa, 17 September 2024, 22:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement