Gim Online Kini Jadi Sarang Situs Judi Online, Anak-Anak Jadi Sasaran
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Gim online kini digunakan sebagai modus judi online yang menjerat korban anak-anak di Indonesia. Hal ini diungkapkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong dalam acara Ngopi Bareng di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Advertisement
Merujuk data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sebanyak 2% atau 80.000 pemain judi online berusia di bawah 10 tahun.
Kemudian, pemain di rentang usia 10–20 tahun sebanyak 11% atau kurang lebih 440.000 orang, serta usia 21–30 tahun sebanyak 13% atau 520.000 orang.
“Berdasarkan identifikasi yang kami lakukan, anak-anak ini bermain judi online umumnya melalui gim online. Judi online berkamuflase seolah-olah dia gim online. Ada yang seperti itu,” kata Usman.
Terkait dengan gim online, Usman menjelaskan bahwa Kemenkominfo sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2 Tahun 2024 yang mengatur Klasifikasi Gim. Beleid itu ditetapkan pada 16 Januari 2024 yang mengatur klasifikasi gim berdasarkan lima kelompok usia pengguna.
Dia menerangkan bahwa dalam aturan tersebut, penerbit gim harus melakukan klasifikasi gim online berdasarkan usia, mulai dari kategori kelompok usia 3 tahun hingga 18 tahun atau lebih.
BACA JUGA: Bareskrim Akan Panggil Kepala BP2MI untuk Telusuri Dalang Judi Online Berinisial T
“Nah, di dalam Permenkominfo tersebut jelas dinyatakan bahwa gim tidak boleh mengandung judi online untuk klasifikasi usia berapapun,” jelasnya.
Usman mengungkap bahwa sejauh ini, Kemenkominfo belum menemukan konten bermuatan judi online yang menyusup ke dalam gim online di penyelenggara sistem elektronik (PSE).
“Ini umumnya adalah memang konten judi online, tetapi dia mempromosikan diri seolah-olah gim online. Misalnya, ada top-up dulu untuk bermain, kemudian dijanjikan menang. Nah, itu sudah kami curigai sebagai judi online,” jelasnya.
Di sisi lain, Usman menyebut bahwa Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) siap untuk memberikan konsultasi psikologis kepada anak-anak yang terlibat judi online melalui program rehabilitasi.
Perlu diketahui, PPATK mencatat ada 168 juta transaksi judi online dengan total akumulasi perputaran dana mencapai Rp327 triliun sepanjang 2023. Secara total, akumulasi perputaran dana transaksi judi online mencapai Rp517 triliun sejak 2017.
Bahkan, laporan PPATK juga mengungkap perputaran uang mencapai Rp114 miliar yang dihasilkan dari Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan pornografi anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
- Yusril Bantah Mary Jane Bebas, Hanya Masa Hukuman Dipindah ke Filipina
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
Advertisement
KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ini Lima Nama Pimpinan KPK Periode 2024-2029 yang Ditetapkan DPR
- Resmi! Lima Anggota Dewas KPK Ditetapkan DPR, Ini Daftarnya
- Musim Hujan Tiba, Masyarakat Diminta Waspada Ancaman Demam Berdarah
- Seniman Keluhkan Mahalnya Sewa Panggung Seni, Fadhli Zon Bilang Begini
- Pakar Hukum Sebut Penegak Hukum Harus Kejar hingga Tuntas Pejabat yang Terlibat Judi Online
- Pemerintah Pastikan Penetapan UMP 2025 Molor, Gubernur Diminta Bersabar
- 8 Terduga Teroris Ditangkap, Terkait dengan NII
Advertisement
Advertisement