Advertisement
Jerman Bantah Netanyahu yang Menyebut Tak Ada Korban Sipil di Rafah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah Jerman menolak klaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyatakan hampir tidak ada kematian warga sipil selama serangan militer Israel di Rafah di Gaza selatan.
"Sudah terlalu banyak korban tewas dalam konflik ini dan hal ini berdampak pada Gaza dan tentu saja juga berdampak pada Rafah dan wilayah sekitarnya,” kata Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Kathrin Deschauer dalam jumpa pers di Berlin.
Advertisement
BACA JUGA: Palestina Tuding Komite Olimpiade Internasional Terapkan Standar Ganda Terhadap Israel
Pernyataan Deschauer merujuk pada pidato Netanyahu di Kongres AS pada Kamis, ketika ia mengklaim bahwa komandan di Rafah mengatakan hampir tidak ada kematian warga sipil di kota itu, kecuali satu insiden ketika pecahan bom menghantam depot senjata Hamas dan secara tidak sengaja menewaskan 12 orang.
Kendati demikian, ada banyak laporan dan video serangan Israel di Rafah yang mengakibatkan korban sipil.
Pemerintah federal, disebutnya, menuntut perlindungan yang jauh lebih baik bagi masyarakat di Jalur Gaza dan khususnya Rafah.
Deschauer menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock telah berulang kali menyuarakan harapannya dalam pembicaraannya dengan pihak Israel bahwa warga sipil di Gaza perlu dilindungi dengan lebih baik.
Insiden yang tampaknya dirujuk Netanyahu terjadi pada Mei dan menewaskan sedikitnya 45 orang di sebuah kamp pengungsi Palestina.
Serangan udara tersebut melukai lebih dari 200 orang setelah kebakaran terjadi di kamp tersebut akibat serangan tersebut, sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza dan petugas medis Palestina.
Pada minggu yang sama, sedikitnya 29 warga Palestina tewas dalam dua serangan Israel terpisah di kamp pengungsian di Rafah, menurut pejabat Palestina dan PBB.
Jumlah korban tewas secara keseluruhan di Gaza telah meningkat menjadi 39.175 sejak 7 Oktober lalu, kata Kementerian Kesehatan di daerah kantong itu pada Kamis. Sebuah pernyataan kementerian menambahkan bahwa sekitar 90.403 orang lainnya telah terluka dalam serangan itu.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina Hamas.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pilkada 2024, Bawaslu Jalankan Pengawasan Ujaran Kebencian di Medsos Bersama Beberapa Pihak
- Titiek Soeharto Beri Ucapan Selamat Ulang Tahun untuk Prabowo Subianto
- Mentan Amran Copot 3 Pegawai Kementan yang Kedapatan Main Proyek
- Sebagian Besar Gen Z Tidak Tertarik dengan Partai Politik
- Puluhan Selebritas Indonesia Jadi Pejabat, Ini Daftarnya
Advertisement
Kronologi Kecelakaan 3 Truk yang Tewaskan Dua Orang di Jalan Jogja-Wates
Advertisement
Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah
Advertisement
Berita Populer
- Boikot! Produk Israel Dilarang Ikut Pameran Militer Euronaval di Prancis
- KPK Bidik Dugaan Korupsi Jual Beli Gas PGN dengan PT IAE
- Jokowi Angkat Teguh Setyabudi sebagai Penjabat Gubernur DKI Gantikan Heru Budi Hartono
- Perpres 121: Menteri Terjerat Pidana Tidak Peroleh Jaminan Kesehatan
- Peneliti BRIN Sebut Keberlanjutan Pembangunan IKN Bisa Mempercepat Daya Saing Ekonomi
- 1.400 Petugas Kebersihan Disiagakan Saat Pelantikan Presiden
- TNI AU Kerahkan 4 Pesawat Tempur Amankan Pelantikan Prabowo, Kawal Tamu Negara Sampai Mendarat
Advertisement
Advertisement