Peristiwa Turbulensi Parah Qatar Airways dan Singapore Airlines, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pesawat Qatar Airways rute penerbangan Doha ke Irlandia mengalami turbulensi dan melukai 12 orang pada Minggu (26/5/2024). Otoritas setempat melaporkan pesawat berhasil mendarat dengan selamat dan tiba sesuai jadwal.
Penerbangan QR017 dengan pesawat Boeing 787 Dreamliner, mendarat sebelum jam 1 siang, waktu Dublin (1200 GMT). “Saat mendarat, pesawat langsung disambut oleh layanan darurat, termasuk Polisi Bandara dan departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan kami, karena 6 penumpang dan 6 awak [total 12] di dalamnya melaporkan cedera setelah pesawat mengalami turbulensi saat mengudara di atas Turki,” demikian dilaporkan Reuters.
Advertisement
BACA JUGA : Pesawat Qatar Airways Rute Doha-Irlandia Alami Turbulensi, 12 Penumpang Terluka
Insiden turbulensi ini menjadi yang kedua dalam dua pekan terakhir setelah setelah sebelumnya Singapore Airlines mengalaminya pada 21 Mei lalu. Pada kejadian nahas yang menimpa penerbangan SQ321 itu dilaporkan 1 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dan menjalani perawatan di Bangkok.
Sebuah otoritas Amerika Serikat (AS) melaporkan turbulensi menyumbang lebih dari sepertiga kecelakaan penerbangan pada 2009 hingga 2018. Sebagian besar mengakibatkan satu atau lebih cedera serius, tetapi tidak ada kerusakan pada pesawat.
Dilansir dari laman otoritas cuaca Amerika Serikat (AS), weather.gov, turbulensi didefinisikan sebagai gerakan tidak beraturan dari sebuah pesawat dalam penerbangan, terutama bila ditandai dengan gerakan naik-turun cepat, yang disebabkan oleh variasi kecepatan angin di atmosfer.
BACA JUGA : Kemenlu Pastikan Tak Ada WNI Saat Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi
Ada banyak penyebab terjadinya turbulensi. Namun yang paling sering adalah Arus Konvektif, Hambatan Aliran Angin, dan Geser Angin.
1. Hambatan Aliran Angin
Gerakan pusaran turbulen di dekat tanah dapat disebabkan oleh adanya penghalang, seperti pohon, bangunan, gunung, dll. Hal ini berhubungan langsung dengan kecepatan angin dan kekasaran penghalang tersebut.
2. Arus Konvektif
Arus konvektif atau pada umumnya dikenal sebagai arus termal, disebabkan oleh pemanasan permukaan yang tidak merata pada siang hari. Arus ini menyebabkan kantong udara naik dan mempengaruhi pesawat di ketinggian rendah. Ini paling sering terjadi selama bulan-bulan musim semi dan musim panas.
3. Geser Angin atau Wind Shear
Wind shear menimbulkan turbulensi antara dua arus angin yang kecepatan dan/atau arahnya berbeda. Hal ini umumnya ditemukan di sekitar aliran jet, tetapi dapat terjadi pada ketinggian berapa pun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pakar Hukum Sebut Penegak Hukum Harus Kejar hingga Tuntas Pejabat yang Terlibat Judi Online
- Pemerintah Pastikan Penetapan UMP 2025 Molor, Gubernur Diminta Bersabar
- 8 Terduga Teroris Ditangkap, Terkait dengan NII
- Dugaan Suap ke Sahbirin Noor, KPK Periksa Empat Saksi
- Desk Pemberantasan Judi Online Ajukan Pemblokiran 651 Rekening Bank
- Diskop UKM DIY Raih Juara III Kompetisi Sinopadik 2024 di Palangkaraya
- Ketua MPR: Presiden Prabowo Disegani Saat Tampil di G20 Paparkan Hilirisasi SDA
Advertisement
Advertisement