Advertisement
Hampir Separuh Populasi Penduduk Dunia Kesulitan Air
![Hampir Separuh Populasi Penduduk Dunia Kesulitan Air](https://img.harianjogja.com/posts/2024/05/19/1175059/kekeringan-2.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, DENPASAR—Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan hampir setengah populasi penduduk di dunia kesulitan akses air dan sanitasi.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Indonesia, Tri Tharyat menuturkan hal tersebut sebagaimana termuat dalam laporan The United Nations World Water Development Report 2024.
Advertisement
"Laporan UN Water ini institusi yang dibentuk Sekjen PBB menyedihkan. Laporannya bahwa pada UN Water 2024 pada tahun 2022 sekitar setengah dari populasi dunia mengalami situasi kelangkaan air parah," tuturnya dalam Konferensi Pers di Bali Nusa Dua Convention Center, Minggu (19/5/2024).
Rinciannya sebanyak 2,2 miliar orang hidup tanpa akses air minum dan air bersih. Sementara itu, 3,5 miliar di antaranya kekurangan akses terhadap sanitasi.
Akibatnya, pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-6 terkait menjamin ketersediaan dan pelaksanaan air dan sanitasi tidak berjalan sesuai rencana.
"Kalau secara umum laporan sekjen PBB dari target tahun 2030 di 2023 [capaian SDGs] baru setengahnya. Secara umum negara berkembang baru mencapai 12 persen," katanya.
Dengan demikian, hal tersebut dilaporkan bakal menjadi isu serius yang dibahas dalam gelaran World Water Forum ke-10 yang digelar di Bali pada 18—25 Mei 2024.
Sementara itu, capaian SDGs Indonesia dilaporkan telah cukup mendominasi. Posisinya melebihi 66% pada 2023.
BACA JUGA: Pesawat Jatuh di BSD, Kemenhub: Penjelasan Detail Tunggu Koordinasi
Berkenaan dengan gelaran WWF 2024, setidaknya terdapat 4 hal pokok yang diperjuangkan oleh Indonesia. Pertama, terkait dengan kesepakatan internasional melalui sidang majelis umum PBB terkait penetapan hari danau sedunia.
Kedua, kesepakatan untuk kembali usulan Indonesia membentuk center of excellence terkait isu air dan perubahan iklim dan resilensi dari 2 situasi yang ada.
Ketiga, terkait dengan integrated water resources management khususnya di pulau-pulau kecil yang menjadi kepentingan sejumlah negara berkembang.
"Keempat, adalah upaya Indonesia untuk meninggalkan memberikan legacy dengan jumlah proyek konkret di bidang air. Ada datanya disampaikan secara resmi lebih dari 100 proyek yang sudah dikurasi Bappenas, Kemenko Marves, Kemenlu, dan PUPR," katanya. (Sumber: Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182736/img-20240727-wa0003.jpg)
Peringati Hari Kebaya Nasional, Srikandi PLN Turun ke Jalan Malioboro Menyapa Pelanggan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
- Pemkab Kulonprogo Komitmen Dukung Pembentukan Kawasan Geopark Jogja
Advertisement
Advertisement