Advertisement
Google Pecat Karyawan yang Protes Kebijakan Perusahaan yang Mendukung Militer Israel

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Seorang karyawan Google yang secara terbuka memprotes pekerjaan perusahaan untuk militer Israel dipecat.
Selama presentasi oleh seorang eksekutif dengan cabang Google Israel pada hari Senin, mantan karyawan tersebut yang merupakan insinyur Google Cloud berdiri dan berteriak, “Saya menolak untuk membangun teknologi yang memungkinkan genosida atau pengawasan.”
Advertisement
BACA JUGA: KPU Tetapkan Kemenangan Prabowo-Gibran di Bali, Ganjar-Mahfud Runner Up
Google mengkonfirmasi pemecatan itu, yang pertama kali dilaporkan oleh media lokal, dan disiarkan laman The Verge, Sabtu (9/3/2024).
"Awal pekan ini, seorang karyawan mengganggu rekan kerja yang memberikan presentasi, mengganggu acara resmi yang disponsori oleh perusahaan. Perilaku ini tidak baik, terlepas dari masalah, dan karyawan itu dipecat karena melanggar kebijakan kami,” kata juru bicara Google Bailey Tomson dalam pernyataan yang dikirim melalui email.
Insiden itu terjadi di Mind the Tech, sebuah konferensi teknologi Israel tahunan di New York, Amerika Serikat selama presentasi dari direktur eksekutif Google Israel, Barak Regev.
Insinyur itu memprotes Proyek Nimbus, kontrak 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp18,6 triliun) pemerintah Israel untuk akses ke layanan Cloud dari Google dan Amazon.
“Proyek Nimbus menempatkan anggota komunitas Palestina dalam bahaya, tidak ada apartheid awan, ” ujar mantan karyawan tersebut.
Google menghadapi kemunduran atas keterlibatan mereka dalam Proyek Nimbus ketika kontrak ditandatangani pada tahun 2021.
Ratusan karyawan Google dan Amazon menerbitkan surat terbuka untuk membantah kesepakatan itu, mengatakan bahwa teknologi tersebut memungkinkan pengawasan lebih lanjut dan pengumpulan data ilegal tentang warga Palestina.
No Tech For Apartheid, sebuah organisasi yang berkumpul melawan Proyek Nimbus, menerbitkan pernyataan tentang pemecatan insinyur ini pada Jumat (8/3/2024)
BACA JUGA: Hujan Angin, 50 Pohon Tumbang dan 4 Bangunan di Kulonprogo Rusak
“Tujuan Google jelas: perusahaan ini mencoba untuk membungkam karyawan untuk menyembunyikan kekurangan moral mereka. Sebagai insinyur perangkat lunak Cloud yang merupakan teknologi krusial dalam berjalannya Project Nimbus di pusat data Israel, pekerja ini berbicara dari tempat kekhawatiran pribadi yang mendalam tentang dampak langsung, kekerasan dari pekerjaan mereka,” kata organisasi itu.
Sejak perang Israel-Hamas pecah pada bulan Oktober lalu, karyawan telah mengadakan “di-in” di kantor perusahaan di San Francisco untuk memprotes kontrak layanan Cloud, dan lebih dari 600 karyawan menandatangani surat yang mendesak Google untuk berhenti mensponsori konferensi Mind the Tech.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kemenhub Tanggapi Penertiban Truk ODOL yang Dianggap Menghambat Arus Logistik
- Usai Diserang AS, Iran Luncurkan Salvo Rudal Balistik ke Israel dan Bikin 16 Orang Terluka
- AS Serang Iran, Harga Emas dan Minyak Diproyeksi Melejit
- Pemkot Jogja Terus Gencarkan Perbaikan RTLH Melalui Bedah Rumah Berbasis Gotong Royong
- Ekonom Nilai Ultimatum Trump ke Iran Akan Memperburuk Ketegangan Kawasan
Advertisement

SPMB SMP 2025 Dimulai Besok, Dikpora Kulonprogo Antisipasi Server Down dan Listrik Padam
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- Perang Iran vs Israel, Penutupan Selat Hormuz Bakal Berdampak Terhadap Ekonomi Global
- Kemnaker Pastikan Bantuan Subsidi Upah Cair dalam Waktu Dekat
- Menlu Sebut 97 WNI Dievakuasi dari Perbatasan Iran
- Kaesang Pangarep Resmi Mendafar Calon Ketum PSI 2025
- Kemendagri Dalami Penjualan Pulau Indonesia di Situs Luar Negeri
- Serangan Israel ke Iran Tewaskan 450 Orang dan 3.500 Warga Sipil Terluka
- Jaring Seniman Berbakat, UOB Painting of the Year 2025 Kembali Digelar
Advertisement
Advertisement