Advertisement
10 Provinsi Penghasil Beras Tertinggi dan Jadi Penyangga Pangan, DIY Tidak Masuk
Ilustrasi beras / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan ada 10 provinsi di Indonesia yang menjadi penghasil atau produsen beras tertinggi dengan memiliki potensi luas panen yang cukup besar pada tahun 2024, sehingga bisa menjadi penyangga pangan nasional. Dari 10 provinsi tersebut dipastikan tidak ada DIY.
“Berdasarkan data Kerangka Sampel Area atau KSA Badan Pusat Statistik yang kami terima, itu menyebut 10 provinsi sebagai penghasil produsen beras nasional tertinggi dengan memiliki potensi luas panen yang cukup besar pada tahun 2024,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Advertisement
BACA JUGA : Pasar Murah di Wates, Beras Premium Rp14 Ribu per Kilogram Diserbu Warga
Suwandi merinci 10 provinsi tersebut yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Lampung, Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Banten.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pengamatan KSA BPS, pada Januari 2024 potensi produksi beras nasional pada Maret diperkirakan mencapai 3,54 juta ton yang tersebar di 10 provinsi tersebut.
“Kementerian Pertanian saat ini terus memperkuat peningkatan luas lahan melalui optimasi rawa yang dilakukan di sejumlah daerah serta melibatkan semua stakeholder guna menggenjot produksi di semua daerah,” ujar Suwandi.
Untuk kegiatan panen raya padi Maret-April ini, Kementan memperkuat pengawasan dan pengawalan bersama pemangku kepentingan agar produksi padi optimal.
"Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kementan fokus meningkatkan produksi padi melalui tiga strategi, yakni meningkatkan perluasan areal tanam, peningkatan indeks pertanaman serta produktivitas. Peningkatan produksi padi melalui optimasi lahan rawa yang ada di sejumlah provinsi pun menjadi program prioritas," beber Suwandi.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik M Habibullah mengatakan, produksi utama beras tersebut terdapat di wilayah Jawa Timur yang mencapai 840,94 ribu ton, Jawa Tengah 19,03 ribu ton dan Jawa Barat sebesar 358,61 ribu ton.
"Potensi produksi besar di tiga Provinsi tersebut mencakup 57 persen dari total potensi produksi beras pada Maret 2024," katanya.
Habibullah mengatakan apabila dilihat secara detail maka produksi beras paling besar berasa di daerah Banyuasin Sumatera Selatan, Lamongan Jawa Timur dan Grobogan Jawa Tengah.
"Kalau kita lihat secara detail kabupaten kota dengan potensi produksi beras relatif besar pada Maret 2024 antara lain ada di Banyuasin, Lamongan dan Grobogan," ucap Habibullah.
Sementara itu, tiga provinsi dengan luasan jagung terbesar berada di Sumatera Utara sebesar 211,11 ribu hektare, Banten 1,92 ribu hektare dan Kalimantan Utara sebesar 0,17 ribu hektare dengan kadar air rata-rata 14 persen.
"Dilihat potensi jagung produksi jagung Januari April 2024 diperkirakan sebesar 5,34 juta ton jagung pimpinan kering dengan kadar 14 persen," Habibullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Mayat Bayi Ditemukan di Condongcatur Sleman, Diduga Tewas 5 Hari
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Waspada Jalur Masuk DIY, Puncak Arus Terjadi Pagi dan Sore
- Tayang Mulai Hari Ini, Berikut Sinopsis Film Patah Hati Yang Kupilih
- UMK Jogja 2026 Ditetapkan Rp2,8 Juta, Pemkot Siapkan Sanksi
- Tiga Personel BTS Masuk Daftar Investor Muda Terkaya Korea
- 371 Ribu Kendaraan Masuk DIY Jelang Nataru, Tempel Terpadat
- UMK Sleman 2026 Naik 6 Persen Lebih, Ini Besarannya
- Pencarian Pemuda Tersesat di Merapi Klaten Masih Berlanjut
Advertisement
Advertisement



