Advertisement

KLHK Sebut Kebun Raya Bambu Magetan Mampu Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan

Arief Junianto
Selasa, 06 Februari 2024 - 17:47 WIB
Arief Junianto
KLHK Sebut Kebun Raya Bambu Magetan Mampu Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong saat ikut menanam bambu di Kebun Raya Bambu Magetan, Jawa Timur, Senin (5/2/2024). - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, MAGETAN—Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong memimpin penanaman bambu sebagai bagian dari gerakan penanaman pohon serentak yang dilakukan di Kebun Raya Bambu Magetan, Jawa Timur, Senin (5/2/2024).

Penanaman bambu ini sejalan dengan rangkaian kegiatan penanaman pohon yang telah dilakukan pada tanggal 30 Desember 2023 lalu, sekaligus melaksanakan arahan Presiden Jokowi untuk terus melakukan penanaman di sepanjang musim hujan 2023-2024.

Advertisement

Kegiatan  tersebut  merupakan wujud realisasi dari kolaborasi pentaheliks yang meliputi Pemerintah Pusat dan daerah, komunitas masyarakat, dunia usaha, generasi muda, akademisi, serta media massa.

Penanaman dihadiri oleh Wakil Menteri LHK, Alue Dohong; Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Sigit Reliantoro; Pj. Bupati Mageran, Hergunadi; Ketua Yayasan Bambu Indonesia, Jatnika Nagamiharja; pimpinan SKK Migas, jajaran pimpinan Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan, dunia usaha, serta masyarakat.

Gerakan tersebut sekaligus menjadi salah satu langkah efektif menghadapi triple planetary crisis yaitu, perubahan iklim, polusi, dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati. Ketiganya saling terkait dan sangat mendesak untuk diatasi. Dalam situasi krisis seperti ini, paradigma kolaborasi dan kerja sama memang harus dikedepankan.

Keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi perubahan iklim, ketahanan pangan, energi dan kesejahteraan seluruh mahluk hidup.

Pada 2023, Pemkab Magetan mempresentasikan master plan pembangunan kebun raya bambu yang terletak di Kecamatan Sukomoro dengan luas 18,5 hektare sebagai salah satu wilayah lokasi wisata dan kebun raya bambu yang merupakan tanaman lokal khas Magetan dengan total 103 jenis bambu yang ditanam.

Dengan komitmen kuat dari Bupati dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Magetan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, maka KLHK melalui Ditjen PPKL mendorong mewujudkan master plan kebun raya bambu di Kabupaten Magetan melalui kolaborasi antara dunia usaha dan pemda. 

“Ide membangun Kebun Raya Bambu merupakan ide yang sangat brilian, karena ini akan menjadi kebun raya bambu pertama di Indonesia”, ungkap Alue dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (6/2/2024).

Lebih lanjut, Alue berharap ke depan bambu yang ditanam menjadi database sebagai adopsi pohon yang akan dikenang oleh si penanam dan generasi mendatang. Ia ingin Kebun Raya Bambu Magetan yang merupakan satu-satunya di Indonesia menjadi ikon pariwisata untuk Kabupaten Magetan. 

Sementara itu, Pj Bupati Magetan, Hergunadi dalam sambutannya mengungkapkan bahwa ruang terbuka hijau menjadi salah satu fungsi penting dalam alokasi setiap wilayah yang berfungsi menjaga kesinambungan ekosistem sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu 30% dari luas wilayah.

“Saat ini di Magetan baru mencapai 16 persen dan masih kurang 14 persen, sehingga diperlukan kegiatan-kegiatan seperti ini untuk memenuhi aturan atau tuntutan dalam penyusunan RTRW," ucap dia.

Hal ini sebagai upaya menambah tutupan lahan untuk menaikan IKLH Kabupaten Magetan. Selain itu, di Kabupaten Magetan mulai diterapkan kewajiban menanam pohon bagi ASN yang baru masuk dan naik pangkat, serta para pengantin yang mendaftarkan pernikahan.

BACA JUGA: KLHK Mewanti-wanti Sampah APK Wajib Dikelola

Sementara perwakilan dari SKK Migas, Febrian Insani, menyatakan bahwa penanaman di Kebun Raya Bambu Magetan merupakan bagian dari komitmen di sisi hulu migas di dalam program penanaman pohon sebagaimana diamanatkan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia.

“Program penanaman pohon yang dilakukan oleh industri Migas selalu meningkat. Kegiatan menanam pohon merupakan hal yang sangat baik karena ini juga untuk menekankan kepada masyarakat bahwa kegiatan migas bukan hanya mengeksploitasi apa yang ada di dalam bumi tapi juga kita fokus dan juga peduli terhadap bagaimana kelangsungan lingkungan yang ada di atas permukaan”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Ibu-ibu di Gedangsari Gunungkidul Makin Berdaya dengan Produksi Olahan Coklat

Gunungkidul
| Senin, 29 April 2024, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement