Advertisement
Kemenkes Sebut Ada Kenaikan Covid-19 dari 60 Jadi 237 kasus
Ilustrasi Covid/19 / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mencatat adanya peningkatan tren kasus Covid-19 di dalam negeri dari 40-60 orang menjadi 237 orang.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan telah terjadi kenaikan tren kasus Covid-19 yang cukup signifikan pada periode 28 November hingga 2 Desember 2023. "Ada kenaikan dari rata-rata 40-60 orang pekan kemarin menjadi 237 kasus," katanya seperti dikutip dari Bisnis.com, Rabu (6/12/2023).
Advertisement
Kendati demikian, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondownuwu mengatakan jumlah kasus tersebut masih jauh lebih dari realisasi pada saat pandemi Covid-19. Selain laporan keterisian tempat tidur di rumah sakit, Maxi juga melaporkan kasus konfirmasi harian Covid-19 di Indonesia berkisar 34 hingga 40 kasus per hari dari hasil tes spesimen yang dilakukan sekitar 1.000 orang bergejala per hari.
Baca Juga
DIY Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 di Libur Panjang Akhir Tahun
Luar Biasa! Kekebalan Tubuh Warga Jogja terhadap Covid-19 Capai 99%
Masih Tinggi, Begini Kondisi Kasus Covid-19 DIY
"Rata-rata kasus konfirmasi di rumah sakit yang dirawat ada 131 orang, sekalipun ini masih sangat rendah di bawah level 1," katanya seperti dilansir dari Antara, Rabu (6/12/2023).
Dia menambahkan varian SARS-CoV-2 yang mendominasi di Indonesia saat ini adalah Omicron XBB1.5. Menurutnya, kecenderungan peningkatan kasus Covid-19 di era endemi saat ini juga dilaporkan dari sejumlah negara di Asia, di antaranya Thailand dengan kasus tertinggi, diikuti Singapura.
Maxi mengimbau kepada masyarakat yang bergejala untuk melakukan tes cepat antigen maupun PCR di fasilitas kesehatan. "Kalau gejala berat datang ke rumah sakit," katanya.
Pendiri Yayasan Pelita Ilmu (YPI) dan Yayasan Lupus Indonesia, Zubairi Djoerban mengatakan varian baru Covid-19 EG.5 yang tengah merebak di Singapura tidak memiliki gejala yang berbeda secara signifikan. Dia menuturkan, gejala yang biasanya dirasakan dari varian tersebut adalah pilek, sakit tenggorokan dan bersin. Dia menuturkan, varian ini juga lebih menyerang ke saluran napas atas, amat sedikit yang sampai ke paru-paru, sehingga memiliki angka kematian yang rendah. "Dengan adanya peningkatan kasus ini, saya ingin mengingatkan masyarakat kembali untuk pakai masker, masker, masker. Lalu patuh protokol kesehatan lainnya," ujarnya seperti dikutip dalam unggahannya di X, Rabu (6/12/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
- Penumpang Dilarang Cas Powerbank di Stop Kontak Kereta Api
- Bus Wisata Rombongan FKK Semarang Terguling, Empat Orang Tewas
- Presiden Kolombia Terkena Sanksi AS Gara-gara Gagal Perangi Narkoba
- Lisa Mariana Dicecar 44 Pertanyaan di Bareskrim
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal DAMRI Jogja Semarang, Bisa Pulang Pergi
- Bapemperda DPRD DIY Rampungkan Harmonisasi Tiga Raperda Strategis
- Pemkab Bantul Wajibkan Seluruh Kalurahan Mengolah Sampah Organik
- Korsleting Listrik Picu Kebakaran Kios di Pasar Seni Gabusan Bantul
- Penyaluran Beras SPHP di DIY Mencapai 32,86 Persen per September
- Pembangunan Pos Damkar Prambanan Dimulai, Lokasi Pindah ke Bokoharjo
- Diskominfo Bantul Tunggu Dampak Pengurangan TKD
Advertisement
Advertisement




