Advertisement
Soal Pro-Kontra Wolbachia di Bali, Kemenkes Berikan Penjelasan seperti Ini
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan pro dan kontra wolbachia di Bali terjadi karena kurang sosialisasi. Selain itu, Kemenkes mengimbau masyarakat tidak mudah mempercayai sejumlah berita hoaks terkait dengan wolbachia di dunia maya.
"Kemenkes sudah melakukan ini (program nyamuk ber-wolbachia) dan masuk ke dalam strategi nasional berdasarkan kajian, rekomendasi WHO dan juga benchmark negara lainnya," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu dalam taklimat media tentang Wolbachia yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Advertisement
Baca Juga: Nyamuk Ber-Wolbachia Tekan Kasus DBD dan Turunkan Angka Rawat Inap akibat Demam Berdarah
Maxi menilai di era yang terbuka ini, kemungkinan adanya hoaks terkait berbagai hal termasuk kesehatan sangat mudah ditemukan. Untuk itu, Kemenkes terus melakukan upaya dalam memberikan informasi yang baik, tidak hanya dari Kemenkes, tetapi juga sejumlah pakar dan peneliti.
"Termasuk dukungan dari tokoh seperti Dahlan Iskan yang menulis hal baik soal ini (Wolbachia). Kita ingin setiap orang paham tentang manfaat dari teknologi ini," ujarnya.
Baca Juga: Tegaskan Wolbachia di Jogja Terbukti Ampuh Tangkal DBD, Dinkes: 2023 Hanya 85 Kasus DBD
Adanya pro dan kontra soal wolbachia di Bali, dia menyebutkan hal itu diakibatkan oleh sosialisasi yang belum terlaksana dengan baik, sehingga belum seluruh masyarakat disana terinformasi dengan baik. "Tentu perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus," ucapnya.
Maxi menyatakan penerapan strategi penanggulangan demam berdarah dengue (DBD) dengan bakteri Wolbachia merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah yang diwujudkan dalam Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue 2021-2025. Hal tersebut, kata dia, menjadi penting untuk dilakukan mengingat kasus DBD selalu terjadi setiap tahunnya.
Baca Juga: Polemik Program Nyamuk Wolbachia, Begini Penjelasan Lengkap Peneliti UGM
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menyebutkan terdapat 76.449 kasus dengue dengan 571 kematian sejak Januari hingga November 2023 ini, turun dari 143.300 dengan 1.236 kematian pada 2022 lalu.
"Sebetulnya, kita sudah bisa menurunkan lebih dari separuh kasus tahun lalu, tetapi angka kematian ini masih cukup tinggi. Sehingga kita perlu membuat atau melakukan inovasi dalam rangka mencegah dan mengendalikan dengue," tutur Imran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Pelatih Masih Yakin Garuda Pertiwi Berprestasi di Piala Asia Putri U-17
- Piala Asia Putri U-17: Jepang Tekuk Thailand 4-0, China Kandaskan Australia 3-0
- Persija Tolak Berlaga di Turnamen ACC, Pilih Fokus Siapkan Tim untuk Liga 1
- Kena Pasal Berlapis, Pembunuh Pengusaha Tembaga Boyolali Terancam Hukuman Mati
Berita Pilihan
- Israel Serang Rafah, Sekjen PBB: Mohon Wujudkan Kesepakatan
- Viral Aksi Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, Ini Kata SETARA Institute
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
Advertisement
Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Rabu 8 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- KPK Sebut Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Penuhi Panggilan Penyidik Harri Ini
- Kim Jong Un Ulang Tahun, Warga Korea Utara Diminta Ucapkan Sumpah Setia
- Ganjar dan Mahfud Pilih Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Hamas Terima Gencatan Senjata di Gaza, Begini Respon Kemenlu RI
- PBB Tegaskan Serangan Darat Israel ke Rafah Tak Dapat Ditoleransi
- KPK Buka Peluang Hadirkan Bendahara Umum Partai Nasdem di Sidang SYL
- Progres Pembangunan Kantor Presiden di IKN Capai 80 Persen, Istana Negara 67 Persen
Advertisement
Advertisement