Advertisement

Soal Pro-Kontra Wolbachia di Bali, Kemenkes Berikan Penjelasan seperti Ini

Newswire
Jum'at, 24 November 2023 - 16:37 WIB
Mediani Dyah Natalia
Soal Pro-Kontra Wolbachia di Bali, Kemenkes Berikan Penjelasan seperti Ini Nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan pro dan kontra wolbachia di Bali terjadi karena kurang sosialisasi. Selain itu, Kemenkes mengimbau masyarakat tidak mudah mempercayai sejumlah berita hoaks terkait dengan wolbachia di dunia maya.

"Kemenkes sudah melakukan ini (program nyamuk ber-wolbachia) dan masuk ke dalam strategi nasional berdasarkan kajian, rekomendasi WHO dan juga benchmark negara lainnya," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu dalam taklimat media tentang Wolbachia yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (24/11/2023).

Advertisement

Baca Juga: Nyamuk Ber-Wolbachia Tekan Kasus DBD dan Turunkan Angka Rawat Inap akibat Demam Berdarah

Maxi menilai di era yang terbuka ini, kemungkinan adanya hoaks terkait berbagai hal termasuk kesehatan sangat mudah ditemukan. Untuk itu, Kemenkes terus melakukan upaya dalam memberikan informasi yang baik, tidak hanya dari Kemenkes, tetapi juga sejumlah pakar dan peneliti.

"Termasuk dukungan dari tokoh seperti Dahlan Iskan yang menulis hal baik soal ini (Wolbachia). Kita ingin setiap orang paham tentang manfaat dari teknologi ini," ujarnya.

Baca Juga: Tegaskan Wolbachia di Jogja Terbukti Ampuh Tangkal DBD, Dinkes: 2023 Hanya 85 Kasus DBD

Adanya pro dan kontra soal wolbachia di Bali, dia menyebutkan hal itu diakibatkan oleh sosialisasi yang belum terlaksana dengan baik, sehingga belum seluruh masyarakat disana terinformasi dengan baik. "Tentu perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus," ucapnya.

Maxi menyatakan penerapan strategi penanggulangan demam berdarah dengue (DBD) dengan bakteri Wolbachia merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah yang diwujudkan dalam Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue 2021-2025. Hal tersebut, kata dia, menjadi penting untuk dilakukan mengingat kasus DBD selalu terjadi setiap tahunnya.

Baca Juga: Polemik Program Nyamuk Wolbachia, Begini Penjelasan Lengkap Peneliti UGM

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menyebutkan terdapat 76.449 kasus dengue dengan 571 kematian sejak Januari hingga November 2023 ini, turun dari 143.300 dengan 1.236 kematian pada 2022 lalu.

"Sebetulnya, kita sudah bisa menurunkan lebih dari separuh kasus tahun lalu, tetapi angka kematian ini masih cukup tinggi. Sehingga kita perlu membuat atau melakukan inovasi dalam rangka mencegah dan mengendalikan dengue," tutur Imran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Rabu 8 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan

Jogja
| Rabu, 08 Mei 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement