Advertisement
Viral Panglima TNI Perintahkan Pasukannya Piting Masyarakat Rempang, Begini Pembelaan Mabes
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Di media sosial tengah dibuat ramai dengan video pernyataan Panglima TNI,. Yudo Margono yang meminta TNI memiting masyarakat Rempang.
Pernyataan tersebut diambil dari video YouTube dari Puspen TNI yang saat ini tidak bisa lagi diakses publik.
Advertisement
Dalam video tersebut, Panglima TNI, Yudo Margono memerintahkan TNI yang turun bertugas di Rempang untuk memiting masyarakat di Rempang yang bertindak anarkis. "Dipiting aja itu, satu orang miting satu. Saya khawatir kalau pakai alat, kita juga dilempari tadi," kata Panglima TNI di video tersebut.
"Umpamanya masyarakatnya 1.000, kita keluarkan 1.000, satu miting satu itu kan selesai, gak usah pake alat, dipiting aja satu-satu, tau dipiting?" tambahnya.
Jelas saja, pernyataan Panglima TNI Yudo Margono tersebut mengundang kemarahan netizen. Bahkan Rocky Gerung turut memberikan komentarnya terkait viralnya video ini.
Menurut filsuf dan akademisi kenamaan Indonesia tersebut, kata-kata yang demikian tidak seharusnya terucap dari seorang Panglima TNI. "TNI ngapain mau menurunkan 1000? itu frustrasi kan. Kalau Polisi lain. TNI itu simbol pertahanan negara tuh, gak boleh terucap dari Panglima begitu," katanya.
Rocky memberi ungkapan bahwa masyarakat dan TNI bagaikan ikan dan air. Sehingga tak masuk akal jika ada permusuhan antara ikan dengan air. "TNI dan masyarakat itu ibarat ikan dan air, tak masuk akal jika ada permusuhan," tambahnya.
Klarifikasi Mabes TNI
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono menjelaskan soal pernyataan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono yang viral tersebut.
Julius kemudian menjelaskan tentang konteks kalimat yang disampaikan oleh Panglima Yudo Margono. Dalam hal ini, Panglima TNI seolah meminta semua pihak untuk menahan diri.
"Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan, baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk menahan diri," kata Kapuspen TNI dalam keterangan pers, Senin (18/9/2023).
Menurut Julius, penggunaan istilah 'piting-memiting' itu sebenarnya hanya bahasa prajurit, karena disampaikan di forum prajurit, kata terkadang disalah artikan oleh masyarakat. "Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu," ujarnya.
Sumber: Bisnis.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Bantul School Expo Digelar di Stasion Sultan Agung, Ajang Promosi Segala Kegiatan Pendidikan
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek KM 6, Mobil Avanza Terbakar
- 10 Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional, Bisa Buat Caption Instagram
- PBB Sebut Evakuasi Warga Rafah Butuh Waktu 10 Hari
- Mengaku Siap Pindah ke Ibu Kota Baru, Begini Komentar Sandiaga soal Rumah Menteri di IKN
- Kunker Jokowi Diduga karena Menghindari Demo Hari Buruh, Istana Bilang Begini
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
Advertisement
Advertisement