Advertisement

20.000 Guru di Korsel Turun ke Jalanan Tuntut UU Baru

Mediani Dyah Natalia
Minggu, 17 September 2023 - 18:07 WIB
Mediani Dyah Natalia
20.000 Guru di Korsel Turun ke Jalanan Tuntut UU Baru Ilustrasi kekerasan. - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, SEOUL—Ribuan guru dan staf sekolah di Korea selatan (Korsel) melakukan aksi untuk menuntut undang-undang (UU) baru, Sabtu (16/9/2023). Upaya ini merupakan bentuk guru dan staf sekolah melindungi diri dari segala bentuk kekerasan yang dilakukan orang tua siswa. Diketahui orang tua siswa di Korsel kini semakin brutal karena dunia pendidikan sekarang kian kompetitif.

Baca Juga: DPRD Asal Korea Selatan Kunjungan Kerja ke Gunungkidul

Advertisement

Dikutip dari Time, Minggu (17/9/2023), aksi tersebut digelar di Seoul Korsel. Adapun pencetus aksi ini diawali dengan seorang guru SD perempuan yang ditemukan meninggal di sekolah tempatnya bekerja pada Juli 2023. Guru tersebut dilaporkan mengalami stres berkepanjangan lantaran mendapat protes dan pelecahan dari orang tua siswa.

Berminggu-minggu para guru ini turun ke jalanan untuk menuntut UU baru. Sebab UU saat ini membuat posisi para guru sulit. Misalnya mereka di bawah kontrol atau belas kasihan para orang tua yang sombong dan menunduh mereka melakukan kekerasan atau pelecahan terhadap murid. 

Anggota parlemen Korsel saat ini juga tengah berdebat mengenai kebijakan tersebut. Di sisi lain, para ahli menilai kelonggaran kewenangan guru dapat mengakibatkan anak-anak tertekan. Sebab selama bertahun-tahun Korsel dikenal sebagai negara yang menerapkan sistem pendidikan dengan iklim persaingan kompetitif.

Apalagi di Korsel, lulusan kampus tertentu akan menjadi tolak ukur karier dan kehidupan pernikahan yang sukses di kalangan warga negaranya. Akibatnya, angka bunuh diri di negara tersebut termasuk yang tertinggi di dunuia. Berdasarkan keterangan Kementerian Pendidikan dan Layanan Asuransi Kesehatan Nasional negara tersebut diketahui ada 820 siswa SD, SMP dan SMA yang bunuh diri pada 2018-2022.

Mengenakan pakaian hitam, ribuan guru dan staf sekolah menduduki sebuah jalan di dekat kantor DPR negara tersebut.Mereka meneriakan slogan dan papan bertuliskan, "Biarkan guru memiliki kekebalan hukum dari klaim orang tua karena kasus kekerasan emosinal." Para guru dan staf ini mengatakan ada lebih dari 9.000 guru yang dilaporkan telah mendapatkan kekerasan dari orang tua selama delapan tahun terakhir.

 "Saya berharap rancangan undang-undang segera diputuskan sehingga hak guru untuk hidup dan pemberdayaan guru untuk menghasilkan pendidiakan yang baik dapat segera terpenuhi," kata salah satu guru yang berunjuk rasa, Ahn Ji Hye.

Dari laporan polisi, diketahui sekitar 20.000  orang turun ke jalanan pada Sabtu (16/9/2023).

Sebagai upaya menampung aspirasi para guru ini, pemerintah konservatif Korsel membentuk gugus tugas pada awal September 2023 untuk menguji undang-undang baru terkait dengan hak guru dalam mengajar sehingga dibebaskan dari tuduhan pelecahan terhadap anak.

Kementerian Pendidikan dan Kehakiman setempat dalam rilis mereka menyatakan peristiwa ini merupakan sisa kebijakan dari pemerintah lama yang berbasis liberal. Penekanan kebebasan atau hak asasi anak justru meningkatkan angka pelecahan pada anak tanpa dasar atau alasan yang kuat.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dorong Penguatan Pancasila di Kota Jogja, Jaga Warga Dibekali HT

Jogja
| Jum'at, 22 September 2023, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Event Oktober di Jogja: Lari Marathon 42 Kilometer, Rute Sumbu Filosofi hingga Destinasi di Bantul

Wisata
| Jum'at, 22 September 2023, 00:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement