Advertisement
Dampak Pembuangan Limbah Nuklir PLTN Fukushima Jepang

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Pemerintah Jepang terus mendapat tekanan dari sejumlah negara di Asia Pasifik atas rencana pembuangan air olahan limbah radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi.
Beragam kecaman dan aksi protes pun mengalir. Meski begitu, Jepang tetap ngotot dengan rencana pembuangan air limbah ini. Terlebih, PBB melalui Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) telah memberikan lampu hijau, dengan menyatakan bahwa rencana pelepasan air limbah telah sesuai dengan standar keamanan global.
Advertisement
BACA JUGA: Bahaya! Kini Hacker Hanya Butuh Waktu 7 Menit untuk Menyusup
Menurut hasil tes Tokyo Electric Power Co. (Tepco) yang mengoperasikan pembangkit listrik tersebut, air limbah itu mengandung sekitar 63 becquerel tritium per liter, jauh di bawah batas air layak minum dari WHO yaitu 10.000 becquerel per liter. Becquerel adalah satuan radioaktivitas.
Dalam pengujian setelah pelepasan air pertama pada Kamis (24/8/2023), Tepco mengatakan bahwa air laut di dekat pembangkit tersebut mengandung kurang dari 10 becquerel tritium per liter, jauh di bawah batas bawah yang ditetapkan sendiri yaitu 700 becquerel.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa pembuangan air limbah olahan sekitar 1,3 juta meter kubik dari PLTN Fukushima akan berlanjut setidaknya selama tiga dekade ke depan.
Â
Proses Pelepasan
Pada dasarnya, air yang digunakan untuk mendinginkan reaktor nuklir PLTN Fukushima Daiichi serta air tanah dan air hujan akan terkontaminasi dengan zat radioaktif saat menyentuh bahan bakar nuklir.
Air yang terkontaminasi tersebut kemudian dipompa keluar dan diolah dengan proses filtrasi yang disebut Advanced Liquid Processing System (ALPS). Proses ini menggunakan serangkaian reaksi kimia untuk menurunkan konsentrasi dari 62 isotop radioaktif.
Namun, proses ALPS ini tidak dapat menghilangkan tritium, yang merupakan bentuk hidrogen yang bersifat radioaktif lemah. Meskipun bisa bersifat karsinogenik pada tingkat tinggi, dampak terhadap kesehatan manusia baru dapat dirasakan jika seseorang menelan miliaran unit becquerels atau satuan radioaktif. Air yang dilepaskan oleh Tepco memiliki konsentrasi kurang dari 1.500 becquerel per liter.
Setelah pengolahan awal, serangkaian pengukuran tingkat isotop radioaktif pertama dilakukan sebelum air dipindahkan ke tempat penampungan untuk dicampur dan disirkulasikan selama 144 jam. Perusahaan analisis independen Kaken Co. dan Badan Tenaga Atom Jepang kemudian memulai proses pengujian lebih lanjut selama sekitar dua bulan.
Proses juga sengaja dibuat lambat karena Tepco hanya mampu mengeluarkan paling banyak sekitar 500 meter kubik air olahan per hari, hanya sebagian kecil dari 510.000 meter kubik air laut yang masuk ke dalam fasilitas setiap 24 jam.
Di sektor pengenceran fasilitas, tiga pompa besar menarik air laut yang digabungkan dengan cairan yang telah diolah untuk memastikan konsentrasi tritium jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada saat proses selesai, air yang diolah akan diencerkan lebih dari 350 kali lipat, menurut perhitungan Tepco.
Air yang telah diencerkan tersebut kemudian dipindahkan ke dalam tangki bawah tanah untuk diambil sampelnya. Pada langkah berikutnya, air mengalir melalui wadah yang lebih dalam dan kemudian melalui terowongan pembuangan yang membentang satu kilometer di bawah dasar laut. Setelah itu, air akan dibuang ke laut melalui cerat yang dibuat 12 meter di bawah permukaan laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Daftar Lengkap Menteri dan Wamen Baru di Kabinet Merah Putih Prabowo
- Reshuffle Kabinet Prabowo, Ini Daftar Menteri dan Pejabat Baru
- Farida Farichah, Aktivis NU Berusia 39 Tahun yang Jadi Wamenkop
Advertisement

Jadwal Bus Malioboro ke Parangtritis Kamis 18 September 2025
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kementerian Raja Juli Peroleh Rp6,04 Triliun
- Menkeu Purbaya Ingatkan Anak Muda Jangan FOMO dengan Investasi
- Prediksi BMKG: Kota Besar Dilanda Hujan Hari Ini
- 2 Ruang Kelas Disiapkan untuk Sambut Wapres Gibran di Sentani
- 7 Tuntutan Demo Ojol Hari Ini, Hapus Multi Order hingga Copot Menhub
- Tiga Tersangka Korupsi Sritex Dilimpahkan ke Kejari Surakarta
- Kawal Demo Pengemudi Ojol, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan
Advertisement
Advertisement