Advertisement
Mendag Zulhas Sindir Uni Eropa Bikin Aturan Deforestasi Tapi Masih Beli Batu Bara
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan usai menghadiri pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura H.E. Gan Kim Yong di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023) - Ni Luh Anggela
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG—Uni Eropa masih membeli batu bara usai menerapkan kebijakan Undang-undang Anti Deforestasi Eropa atau European Union Deforestation-Free Regulations (EUDR).
Melihat itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melontarkan sindiran saat Zulhas membagikan hasil pertemuan bilateral Indonesia-Inggris di sela-sela rangkaian pertemuan Asean Economic Minister Meeting (AEM) ke-55.
Advertisement
Awalnya, Politisi PAN itu mengungkapkan bahwa Indonesia dan Inggris memiliki keprihatinan yang sama terhadap lingkungan dan perubahan iklim. "Tetapi pandangan-pandangan kita [Inggris dan Indonesia] itu berimbang. Kita tidak ada kendala kirim kertas, kayu, dan RSPO juga berlaku,” kata Zulhas di sela-sela rangkaian pertemuan AEM ke-55, Minggu (20/8/2023).
BACA JUGA: 17 Lokasi dan Alamat Bank Sampah di Kota Jogja
Sebaliknya, Uni Eropa justru membuat kebijakan yang merugikan bagi sejumlah komoditas Indonesia melalui aturan perdagangan komoditas bebas deforestasi. Padahal, kata Zulhas, Uni Eropa masih membeli batu bara yang dampaknya terhadap lingkungan justru lebih besar.
“Kalau EU kan tiba-tiba bikin EU Deforestasi. Kopi musti punya legalitas yang begitu rupa, tapi batu bara dia masih beli juga. Jadi, batu bara dengan kopi lebih jelek kopi daripada batu bara, ini kan kita susah,” ungkapnya.
Pada pertemuan itu, keduanya juga turut membahas kebijakan lingkungan yang akan diterapkan oleh Inggris. Zulhas pun meminta agar kebijakan tersebut tidak menghambat produk pertanian Indonesia.
“Jangan sampai nanti kebijakan lingkungan Inggris menghambat produk pertanian kita,” ujarnya.
Adapun sebelumnya, Menteri Ekonomi Asean juga menggelar pertemuan bersama Inggris dalam agenda 19th AEM-EU Consultation pada Minggu (20/8/2023). Dalam pertemuan ini, kedua pihak membahas perkembangan kerja sama ekonomi Asean-Inggris 2022-2023 dan program integrasi ekonomi antara Asean-Inggris 2022-2025.
Turut dibahas pula terkait upaya-upaya mendorong pertumbuhan yang inklusif dan tangguh di seluruh Asean, serta kerja sama dengan Inggris. Asean dan Inggris juga turut membahas program integrasi, diantaranya reformasi regulasi, perdagangan bebas hambatan, serta jasa keuangan.
Pertemuan kemudian ditutup dengan dialog antara AEM dengan UK-Asean Business Council (UK-ABC) dengan isu yang dibahas yakni ekonomi hijau, transformasi digital, keberlanjutan infra, kesehatan, dan penyusunan kebijakan yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
- PBB Desak Israel Buka Akses Bantuan, Palestina Angkat Bicara
- Langgar VoA, Imigrasi Bali Deportasi Bintang Porno Asal Inggris
- Banjir Besar Menerjang AS dan Kanada, Puluhan Ribu Mengungsi
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Superflu Melonjak di Inggris, Sekolah Ditutup Waspada Virus
- Lima Keunggulan Aplikasi Pengaduan Reserse POLRI Terbaru
- Hiu Paus Sepanjang 5 Meter Terdampar di Pantai Glagah Kulonprogo
- BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan Integrasi e-PLKK di RSUD Sleman
- Pemicu Kebakaran Terra Drone Ternyata Baterai Drone yang Jatuh
- Warga Pidie Jaya Butuh Tenda untuk Pulang Setelah Banjir
- Pemkot Jogja Turunkan 25 Ton Sampah Organik dengan 1.000 Ember
Advertisement
Advertisement





