Advertisement
Belum Ada Bukti Covid-19 Eris Lebih Parah dari Omicron

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kasus Covid-19 menurun dengan adanya vaksinasi, tetapi varian baru terus bermunculan. Covid-19 memiliki varian bernama Omicron yang mulai beredar pada akhir 2021, kemudian berkembang dan melahirkan beberapa mutasi yang menjadi subvarian virus.
Pada 19 Juli 2023, WHO mengklasifikasikan subvarian Omicron bernama Eris ini sebagai varian dalam pemantauan. Ini ditetapkan setelah adanya lonjakan infeksi Covid-19 sejak awal Juli. Kemudian, pada 9 Agustus 2023, klasifikasi itu ditingkatkan menjadi varian minat. Namun, Eris belum diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian.
Advertisement
BACA JUGA : Muhadjir Effendy: Indonesia Siap Hadapi Varian Baru Covid-19 Eris
EG.5 adalah keluarga varian Omicron (diturunkan dari XBB.1.9.2) yang pertama kali muncul pada Februari 2023. Eris merupakan turunan dari EG.5, yakni EG.5.1. Dilansir dari Independent, Eris merupakan salah satu subvarian yang saat ini paling umum tersebar di Amerika Serikat. CDC memperingatkan bahwa varian Eris sudah menyumbang hampir seperlima kasus di Amerika Serikat, tepatnya sebesar 17,3 persen kasus pada 5 Agustus.
Dilansir dari The Conversation, belum ada bukti EG.5.1 menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya. Varian ini tampaknya menyebabkan gejala yang serupa. Cara virus ini memasuki sel dan jaringan di tubuh kita juga mirip dengan XBB.1.5 atau Kraken dan varian Omicron lainnya.
Keparahan penyakit yang ditimbulkannya perlu didokumentasikan dengan hati-hati, tidak ada indikasi yang berbeda dari XBB.1.5 atau Kraken. Hal yang menjadi perbedaan menonjol adalah penularannya. Eris lebih mudah menular dibandingkan turunan Omicron lainnya. Meskipun Eris berpotensi bersaing dengan varian lain yang beredar, tidak jelas apakah atau kapan Eris akan mengalahkan varian lain di Australia.
Walaupun belum pasti, Eris juga berpotensi mendorong pertumbuhan atau peningkatan kasus Covid-19. Pada 7 Agustus, ada 158 kasus Covid-19 Eris yang diketahui dilaporkan melalui pengurutan seluruh genom di seluruh Australia, mewakili 2,1% dari varian yang dilaporkan. Kemudian, seperti Australia, keluarga XBB dari varian Omicron terus mendominasi di India, menyumbang 90 hingga 92 persen infeksi.
BACA JUGA : Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Diakhiri dengan Terbitnya Perpres
Eris memiliki dua mutasi tambahan penting yang tidak dimiliki XBB.1.9.2, yakni F456L dan Q52H, sedangkan EG.5 hanya memiliki F456L. Perubahan ekstra kecil pada EG.5.1, mutasi Q52H pada protein lonjakan, cukup untuk memberi EG.5.1 keunggulan dibandingkan EG.5 dalam transmisibilitas. Kabar baiknya adalah respons antibodi vaksin bivalen terhadap EG.5.1 serupa dengan varian yang mendominasi awal tahun sehingga vaksin dapat melindungi diri dari varian ini.
Seiringnya waktu, tubuh menjadi kebal dengan Covid-19. Varian-varian barunya pun dianggap tidak terlalu membahayakan. Varian yang muncul juga tidak terlalu berbeda secara genetik, jadi kekebalan, vaksin, pengujian, dan pengobatan kita masih efektif dalam melindungi kita dari penyakit serius. Walaupun demikian, semua orang harus tetap waspada. Pemerintah dan organisasi kesehatan harus terus meminimalkan risiko infeksi sebisa mungkin dan memantau data genom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
- Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Begini Penjelasan BMKG
- Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana
Advertisement
Advertisement