Advertisement
Kemendikbud Luncurkan Film Nyantrik, Wayang Orang Diperankan Anak Milenial

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan serial film Nyantrik. Film yang diperankan oleh aktor dari generasi milenial ini diharapkan dapat menanamkan nilai budaya pada anak muda.
Film Nyantrik ini disutradarai oleh Lasja F. Susatyo. Diperankan oleh sejumlah aktris dan aktor muda di antaranya, Clara Bernadeth, Kelly Tandiono, Samo Rafael, Karina Salim, Ravil Prasetya, Omara Esteghlal, Tatyana Akman, Daniel Adnan dan Cindy Nirmala.
Advertisement
BACA JUGA : Kuatkan Bantul sebagai Kota Kreatif, 10.000 Pelajar Bawakan Tari Salawat Montro
Mereka mendalami seni peran lakon Mahabarata dari para maestro seperti Kenthus Ampiranto dari Wayang Orang Bharata Jakarta, Ali Marsudi dari Wayang Orang RRI Surakarta, Wasi Bantolo pengajar ISI Surakarta, Agus Prasetyo dari Wayang Orang Sriwedari Surakarta.
“Film Nyantrik ini telah kami luncurkan di Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo, Kota Semarang pada Senin. Film ini diharapkan menjadi jembatan ketika yang muda belajar dari panggung wayang orang. Serial akan tayang di kanal budaya Indosiana.tv,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dalam rilis yang diterima, Selasa (8/8/2023).
Hilmar menambahkan film ini menjadi program kolaborasi antara perwakilan generasi muda dengan para maestro wayang orang. Selama proses pembuatan, prinsip-prinsip inti dari nyantrik sangat ditekankan. Sejalan dengan kata nyantrik berasal dari bahasa Jawa kuno yang berarti berguru atau belajar.
“Sesuai dengan filosofi nyantrik, para cantrik [murid] dilatih bukan hanya untuk melihat dan meniru apa yang dipertunjukan oleh mentornya, tetapi juga untuk memahami secara mendalam esensi dari apa yang mereka pelajari,” katanya.
BACA JUGA : Nguri-uri Budaya dalam Temu Alumni FK-KMK UGM Lewat Petunjukan Wayang Wong
Miniseri Nyantrik dibuat sebagai jawaban atas kegelisahan melihat kenyataan lebarnya jarak antara seni klasik tradisi dan generasi muda. Awal penciptaan Nyantrik ditujukan untuk menyampaikan muatan tradisi dalam bahasa hari ini.
“Fragmen-fragmen dalam epos Mahabrata dan Ramayana yang sarat akan nasihat bijak dibungkus dengan kemasan yang menarik dan menghibur dengan perpaduan teknologi visual, namun masih dalam sentuhan seni klasik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Kembali Bangun Permukiman Ilegal di Tepi Barat, Sebanayk 2.339 Unit
- Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
- Kemenag Imbau Masyarakat Cek Arah Kiblat Secara Mandiri pada 15-16 Juli 2025
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement

26 Pembuang Sampah Liar di Bantul yang Terekam CCTV Belum Ditindak, Ini Alasannya
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satgas Pangan Polri Tindaklanjuti Laporan Dugaan 212 Produsen Beras Nakal, Empat Orang Diperiksa
- Pentagon Akui Rudal Iran Menghantam Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar
- Wacana Pemberangkatan Jemaah Haji Menggunakan Kapal Laut Ditolak BP Haji
- Penerima Bansos Bermain Judol, Cak Imin Tegaskan Akan Ada Sanksi Tegas
- Kecelakaan KMP Tunu Pratama, Nelayan Temukan Satu Jenazah Diduga Penumpang
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Tim SAR Temukan Bangkai Kapal Tunu dalam Posisi Terbalik di Dasar Laut Selat Bali
Advertisement
Advertisement