Advertisement
DLHK DIY Tunjuk 10 Desa Percontohan Kelola Sampah Mandiri
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Pasar Condongcatur ditutup dan diberi peringatan dilarang membuang sampah, Senin (31/7/2023) - Harian Jogja/Lugas Subarkah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY menunjuk sepuluh desa percontohan terkait pengurangan dan pengelolaan sampah secara mandiri di provinsi ini.
BACA JUGA: 30 Kelurahan di Bantul Sudah Bisa Kelola Sampah Mandiri
Advertisement
"Nanti desa itu akan kami jadikan percontohan bahwa sampah selesai di tingkat kelurahan," kata Kepala DLHK DIY Kuncoro Cahyo Aji dalam keterangan resmi Pemda DIY, Rabu (2/8/2023).
Sepuluh desa percontohan itu adalah Desa Sinduharjo, Sardonoharjo, Puriharjo, Purwomartani, Minomartani, dan Pandowoharjo di Kabupaten Sleman, serta Desa Wirokerten, Tamanan, Srigading, dan Srihardono di Kabupaten Bantul.
Pengelolaan sampah di sepuluh desa percontohan itu, kata dia, bekerja sama dengan SPEAK (Strategi Pengkajian Edukasi Alternatif Komunikasi) Indonesia melalui Program Jogja Hijau dan Voices For Just Climate Action (VCA).
Di desa percontohan itu berlangsung pengelolaan sampah yang mampu dituntaskan di tingkat kelurahan beserta pengembangan "Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R)".
"Masyarakat mau tidak mau harus mempunyai tingkat partisipasi untuk memilah dari dapur pindah ke depan pintu masing-masing rumah," katanya.
Menurut Kuncoro, sampah di depan pintu masing-masing rumah di sepuluh desa percontohan mandiri sampah tersebut bakal dibantu penyalurannya ke TPS3R aktif dari 10 desa tersebut.
"Jadi, nanti bisa dikerjakan di situ (TPS3R). Untuk pengefektifan, TPS3R ini ada beberapa bantuan memang untuk alat transportasi, kemudian pengolah sampah yang ada di TPS3R," kata dia.
Dia berharap program itu mampu mengurangi sampah yang masuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan, Bantul.
Ia menjelaskan Program Jogja Hijau merupakan konsep pengelolaan lingkungan berdasarkan empat aspek yaitu konservasi energi, konservasi air, pengelolaan sampah dan limbah domestik secara mandiri serta pemanfaatan lahan.
"Melalui pemberdayaan itu masyarakat mendapatkan manfaat dari lingkungan yang dikelola tersebut," katanya.
Sementara itu, Direktur SPEAK Indonesia Wiwit Heris Mandari menjelaskan program Voices For Just Climate Action (VCA) adalah program aksi untuk mengatasi perubahan iklim yang berkeadilan.
Bersama Slum Dwellers International (SDI), pihaknya bergerak untuk memulai menyuarakan perubahan iklim dari masyarakat yang bisa bekerja sama dengan pemerintah.
Melalui program VCA, SPEAK Indonesia berkolaborasi sekaligus belajar dari Pemda DIY terkait perubahan iklim, salah satunya dengan membangun aksi bersama masyarakat untuk mengatasi permasalahan sampah.
"Kami paham saat ini kita semua memang harus menghadapi persampahan dengan cara yang berbeda. Tadi kita sudah bertemu dengan Pak Wagub DIY, banyak arahan yang sudah diberikan untuk bagaimana nanti kita bisa bekerja sama," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Rumah Tua di Kawasan Pecinan Semarang Kubur 5 Panghuninya, 1 Orang MD
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
Advertisement
Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Ini, 30 Oktober 2025
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Tomas Trucha Resmi Jadi Pelatih Baru PSM Makassar
- Jadwal KA Prameks, Rabu 29 Oktober 2025
- Grokipedia v0.1, Ensiklopedia AI xAI Milik Elon Musk Tantang Wikipedia
- Jadwal SIM Keliling di Bantul, Rabu 29 Oktober 2025
- Meta Luncurkan Ghost Post di Threads, Fitur Unggahan 24 Jam Pesaing X
- Jadwal KRL Jogja Solo, Rabu 29 Oktober 2025
- Hasil Drawing 11 Wakil Indonesia di Korea Masters 2025
Advertisement
Advertisement




