Alumni UPN Minta Pemerintah Tertibkan Social Commerce untuk Lindungi UMKM

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah didesak untuk menertibkan social commerce yang saat ini menjamur karena dinilai merugikan pelaku UMKM. Social commerce merupakan aktivitas jual beli yang dilakukan secara online, salah satunya yang saat ini tren adalah melalui TikTok Shop.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Alumni UPN Veteran Jogja Zahrul Ashar Asumta mendukung revisi Permendag Nomor 50 Tahun 2020 agar dapat untuk melindungi produkk UMKM di pasar digital, mulai dari e-commerce hingga socio commerce seperti TikTok Shop.
Advertisement
BACA JUGA : Siap-Siap! Transaksi Melalui TikTok Shop akan Dikenai Pajak
“Salah satu social commerce yang saat ini tren misalnya ini bisa mengancam UMKM Indonesia karena sistem cross border selling-nya akan menggerus pasar UMKM di Indonesia,” kata pria yang biasa disapa Gus Hans ini dalam rilis yang diterima, Senin (31/7/2023).
Ia menambahkan keberadaan sosial commerce tersebut merupakan persaingan lintas negara karena sebagian besar pemilik platform berasal dari asing. Oleh karena itu ia menyarankan pemerintah perlu melakukan peningkatan kualitas SDM dari pelaku UMKM itu sendiri. Kemudian peningkatan kualitas produk melalui kontrol kualitas yang baik.
“Selanjutnya regulasi yang melindungi UMKM nasional dari gempuran perdagangan lintas batas internasional ini,” katanya.
Persoalan social commerce ini juga turut dibahas dalam kegiatan Forum Bisnis Ikatan Alumni UPN Veteran Yogyakarta dalam rangkaian acara REGE 23 di Gedung Smesco, Jakarta. Selain Rektor UPN, kegiatan itu dihadiri Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo sebagai keynote speakers yang dihadiri ratusan peserta yang didominasi alumni UPN Veteran Yogyakarta dari berbagai angkatan serta pameran UMKM yang melibatkan lebih dari 50 stan.
BACA JUGA : Waspada! TikTok Shop Banyak Jual Produk Luar Negeri
Gus Hans menegaskan pemerintah harus hadir dalam melindungi pelaku UMKM dalam bentuk protecting diimbangi dengan upgrading. Tanpa adanya upaya peningkatan kualitas maka akan sulit bersaing di dunia global. Salah satu probelm belum bisa bersaingnya profuk UMKM dengan produk produk home industri asing karena masih banyak pelaku UMKM di Indonesia mengawali usaha karena keterpaksaan.
“Sehingga orientasi mereka hanya sekedar yang penting dapat uang padahal bisa jadi barang tersebut bisa memilki value added jika di produksi lebih serius,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setelah Amankan Dokumen & Bukti di Kantor Kamentan, Ini Langkah KPK Berikutnya
- Selain Bangun Infrastruktur Transportasi, Pemerintah juga Bangun Ini
- Kasus Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia, Klub Suap Wasit hingga Rp1 Miliar
- Sederet Artis yang Raup Cuan dari TikTok Shop
- Ini Modus Tersangka Pengaturan Skor Liga 2 Indonesia
Advertisement

Kebakaran Garasi Bus di Sonosewu, Mobil hingga Motor Ikut Terbakar
Advertisement

Unik, Taman Sains Ini Punya Gedung Seperti Pesawat Ruang Angkasa
Advertisement
Berita Populer
- Komik Malaysia Diduga Hina ART Indonesia, Begini Respons Pemerintah
- Ini Dia Pemenang Duta Bahasa Tingkat Nasional 2023, Ada DIY?
- New York Banjir, Sejumlah Jalan dan Jalur KA Bawah Tanah Terendam
- Viral NU Haramkan Yogurt dan Es Krim, Berikut Penjelasan Lengkapnya
- Sempat Viral, 7 Orang Ditangkap karena Aksi Perundungan dan Penganiayaan Anak di Makassar
- Sabtu Pagi, Kota di Indonesia Ini Jadi Tempat Paling Berpolusi Udara di Dunia
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini Turun, Waktunya Borong
Advertisement
Advertisement