Advertisement

Promo November

Bioavtur untuk Bahan Bakar Pesawat Mulai Diujicobakan

Lorenzo Anugrah Mahardhika
Jum'at, 28 Juli 2023 - 05:37 WIB
Sunartono
Bioavtur untuk Bahan Bakar Pesawat Mulai Diujicobakan Pesawat maskapai Garuda Indonesia berada di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (20/12/2022). Bisnis - Himawan L Nugraha

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) atau GMF AeroAsia melakukan pengujian bahan bakar bioavtur pada salah satu pesawat yang dimiliki PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA). 

Pengujian static test ini dilaksanakan untuk persiapan ground test dan flight test pada pesawat komersial Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia. Proses tersebut dilakukan di Gedung Garuda Maintenance Facility, Tangerang pada Rabu (26/7/2023).

Advertisement

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara M. Mauludin menyampaikan apresiasi kepada GMFI dan seluruh kementerian/lembaga serta stakeholder yang terlibat pada program pengembangan bahan bakar bioavtur ini. 

BACA JUGA : Tak Usah Khawatir, Kemenag: Tambahan Air Zamzam dalam Perjalanan ke Indonesia

Dia mengatakan, uji produksi bioavtur tersebut juga telah melalui pengujian di laboratorium, pengujian static test pada test cell dan pengujian ground test, serta flight test pada pesawat CN235 registrasi militer.

"Kita apresiasi atas dedikasi dan kerja kerasnya yang konsisten hingga pada hari ini berhasil melakukan uji produksi bioavtur,” kata Mauludin dikutip dari keterangan resminya, Kamis (27/7/2023).

Mauludin melanjutkan, Indonesia telah berkomitmen untuk menjalankan upaya mitigasi perubahan iklim dan penurunan emisi.

Pada sektor transportasi udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara ikut berperan aktif dalam memenuhi komitmen tersebut melalui penyusunan regulasi, keterlibatan dalam diskusi strategis pada tingkat kelompok kerja di International Civil Aviation Organization (ICAO), dan juga berupaya mengimplementasikan kebijakan ICAO tersebut.

Pada 2021 lalu, Ditjen Perhubungan Udara berkolaborasi dengan stakeholder dari industri aviasi untuk memformulasikan dokumen State Action Plan Penurunan Emisi Karbon di Sektor Penerbangan revisi ke 3 yang disampaikan kepada ICAO. 

"Kami menyadari bahwa pengembangan bioavtur merupakan isu strategis. Terlihat dari meningkatnya kolaborasi antarberbagai organisasi dan industri penerbangan," ucapnya.

Lebih lanjut, Mauludin menuturkan bahwa Ditjen Perhubungan Udara akan terus memberikan dukungan untuk pengembangan bioavtur. Dia menyebutkan, masih ada pekerjaan rumah yang cukup banyak dalam mewujudkan produksi massal dan implementasi Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia.

“Tetapi, kami percaya dengan upaya yang serius, Indonesia akan mampu berkontribusi menjadi penyumbang pasokan SAF dunia dalam rangka penurunan emisi karbon dari aktifitas penerbangan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Masa Tenang Pilkada 2024, Satpol PP Jogja Bidik 5.000 APK di Semua Wilayah

Jogja
| Sabtu, 23 November 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement