Advertisement
Rusia Klaim Kemenangan di Bakhmut Setelah 10 Bulan Bertempur Tanpa Henti

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Setelah 10 bulan peperangan, sebagian besar serangan darat terhenti dan sebagian besar senjata juga tidak digunakan di kota Bakhmut.
Pasukan Rusia berhenti untuk memutar tentara bayaran grup Wagner yang memelopori pertempuran untuk merebut kota di Ukraina timur.
Advertisement
Pasukan Ukraina menghentikan manuver yang baru-baru ini merebut dataran tinggi di sekitar Bakhmut untuk melakukan tugas militer lainnya.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengatakan hanya terjadi satu bentrokan pertempuran yang dilaporkan pada minggu ke-66 perang pada Sabtu (27/5/2023).
“Tidak ada pertempuran aktif di sana baik di kota, maupun di sisi-sisi. Sebaliknya, musuh secara aktif menembaki pinggiran kota dan pendekatannya," katanya dalam unggahan di Telegram.
BACA JUGA: Rusia Kecam AS: Jangan Ceramahi Kami soal Nuklir, Munafik!
Melansir Aljazeera, bos Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan dia telah kehilangan 20.000 tentara bayaran dalam pertempuran untuk di Bakhmut saja.
Kementerian pertahanan Rusia belum mengatakan berapa banyak pasukan pendukung yang tewas dari unit lintas udara.
“Jumlah pembunuhan yang terjadi sangat sulit untuk dibayangkan masih ada mayat yang membusuk, saya yakin, di mana-mana,” kata pensiunan Kolonel AS Seth Krummrich.
Krummrich telah memimpin detasemen pasukan khusus di Afghanistan dan Timur Tengah, dan saat ini menjabat sebagai wakil presiden global guardian, konsultan keamanan.
“Mereka berbicara tentang gelombang manusia. Prigozhin menjadi sangat frustrasi mendorong semua tentara bayaran ini, mencoba mengambil 10 meter (32,8 kaki) tanah,” lanjutnya.
Rusia mengklaim kemenangan di Bakhmut pada 21 Mei, dan 9 hari kemudian juru bicara pasukan timur Ukraina Serhiy Cherevaty mengakui kota itu sendiri berada di tangan Rusia.
Pihak Ukraina mengatakan memiliki 12 batalyon terlatih dan lengkap yang siap melancarkan serangan balasan, dan Krummrich yakin cuaca sekarang adalah satu-satunya faktor yang menahan mereka.
“Unit-unitnya sudah terlatih, jadi saya percaya begitu tanah mengering, mereka akan pergi. Orang-orang Rusia duduk di Bakhmut, mereka mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya, mereka mengerti bahwa mereka akan diserang,” tambahnya.
Staf umum Ukraina mengatakan 80 tentara Rusia telah meninggalkan posisi mereka di Lysychansk, kota di Provinsi Luhansk yang direbut pasukan Rusia Juli lalu.
Adapun 30 tentara Rusia lainnya membelot di Bakhmut, membawa peralatan militer bersama mereka, pada Minggu (28/5/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Presiden Prabowo Tegaskan Evakuasi Warga Palestina ke Indonesia Bukan untuk Relokasi, Ini Syaratnya
- Malam Ini, Gunung Semeru Erupsi dengan Tinggi Letusan 800 Meter
- Kemen PU Bakal Bangun Tanggul Laut Raksasa di Sepanjang Pesisir Utara Jawa, Ini Skemanya
- Menteri Hanif: Mulai Hari Ini, Kami Hentikan Sistem Open Dumping Sampah
- Tak Terima Diputusin, Seorang Pria Bacok Mantan Pacar Pakai Celurit
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Hampir Dua Juta Orang Sudah Manfaatkan Cek Kesehatan Gratis
- Komnas HAM Kecam Tindakan KKB yang Bunuh 11 Warga di Yahukomo Papua
- Oknum Polisi di Tangerang Selatan Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Wanita Penjual Kopi
- Tak Terima Diputusin, Seorang Pria Bacok Mantan Pacar Pakai Celurit
- Rencana 2 Proyek Jalan Tol Terpanjang di Indonesia, Begini Kata Kementerian PU
- 20 Negara WTO Kritik Kebijakan Trump soal Tarif Impor AS
- Pertamina Hentikan Pengiriman BBM ke SPBU di Denpasar Bali yang Diduga Curang
Advertisement