Advertisement
Pembangunan Infrastruktur Harus Diarahkan untuk Mencapai Ketahanan Pangan, Setuju?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir menilai pembangunan infrastruktur perlu diarahkan untuk bisa mencapai ketahanan pangan atau food security.
Menurut Faisol, hal itu penting mengingat harga pangan di Tanah Air masih terbilang tinggi dan relatif tidak terjangkau oleh sebagian kalangan. "Selain menghubungkan antar wilayah di Indonesia, pembangunan infrastruktur idealnya bisa mendukung tercapainya ketahanan pangan. Hal ini dikarenakan semakin beragamnya tantangan yang dihadapi sektor pertanian,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Advertisement
Faisol mengungkapkan, selain tantangan perubahan iklim yang kini semakin dirasakan, sektor pertanian juga dihadapkan pada luasnya wilayah Indonesia yang berakibat pada biaya distribusi yang tinggi. Biaya logistik pangan ini juga nantinya dibebankan pada konsumen. Alhasil, harga pangan di tingkat konsumen menjadi lebih mahal.
BACA JUGA: Inflasi Jogja Dipengaruhi Signifikan Harga Pangan
Tidak hanya harga logistik yang mahal, kenaikan harga bahan bakar minyak beberapa waktu lalu menambah kompleksitas distribusi pangan. Daerah-daerah yang jauh dari sentra produksi pangan membutuhkan biaya transportasi yang lebih besar ketimbang mereka yang letaknya relatif dekat dengan sentra produksi pangan.
Ditambah lagi faktor lain, seperti kenaikan harga pupuk, ketersediaan pangan menjadi semakin sulit dan harga yang harus ditanggung konsumen akan semakin tinggi. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur diharapkan mampu mencapai kestabilan harga dan ketersediaan komoditas pangan di seluruh wilayah Indonesia.
Faisol menambahkan, pembangunan infrastruktur harus diarahkan untuk mendukung terciptanya jalur distribusi bahan pangan yang lebih efisien, termasuk bahan pangan yang diimpor dari luar negeri. Penyediaan jenis infrastruktur yang tepat akan menciptakan jalur distribusi pangan yang efisien antar daerah. Komoditas lokal maupun impor akan dapat didistribusikan secara merata ke berbagai daerah di Tanah Air.
BACA JUGA: Cabai Turun, Bagaimana Harga Kebutuhan Pangan Lainnya? Cek di Sini!
"Hal inilah yang akan berdampak pada kestabilan harga komoditas pangan dan juga ketersediaannya," tuturnya.
Faisol menambahkan, pembangunan infrastruktur juga harus diarahkan untuk mendukung terintegrasinya Indonesia dengan perdagangan internasional. Tidak hanya menggalakkan ekspor, Indonesia juga harus siap mengimpor komoditas, baik pangan maupun barang dan jasa, dari negara lain, untuk memberikan nilai lebih pada produknya dan menciptakan efisiensi.
Dengan mengikuti mekanisme tersebut, Indonesia akan menjadi semakin kompetitif dalam bidang ekspor dan impor. Harga barang dan komoditas juga akan mengikuti mekanisme internasional sehingga tidak ada lagi pihak yang bisa memonopoli suatu barang atau komoditas tertentu.
"Dengan semakin mudahnya barang atau komoditas masuk dan keluar ke dan dari Indonesia, harga barang dan komoditas tersebut akan semakin terjangkau. Hal ini tentu berdampak positif yaitu masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan komoditas berkualitas dengan harga terjangkau dan hal ini juga mendorong semakin berkembangnya suatu kawasan," ungkap Faisol.
BACA JUGA: KPPU DIY Klaim Tak Ada Spekulan Pangan saat Ramadan hingga Lebaran 2023
Pembangunan infrastruktur yang berorientasi kepada ketahanan pangan juga akan membuka peluang investasi karena kesiapan infrastruktur merupakan salah satu hal yang diperhatikan oleh calon investor. Dia mencontohkan, kesempatan investasi pada bidang logistik pangan di Indonesia patut dilirik baik oleh pemerintah maupun pihak swasta.
"Jika kita bicara cold chain dalam rantai distribusi pangan, proyeksi pertumbuhannya mencapai 12,9 persen per tahun hingga 2026 nanti. Pertumbuhan ini akan terus meningkat seiring naiknya permintaan konsumen pada komoditas pangan yang perishable, seperti olahan susu, daging, ikan, termasuk sayur dan buah-buahan," imbuhnya.
CIPS mendorong pemerintah untuk menciptakan jalur distribusi barang dan komoditas, dalam hal ini adalah pangan lokal maupun impor, melalui pembangunan infrastruktur yang sedang dilaksanakan. Masyarakat sebagai konsumen adalah pihak yang akan paling diuntungkan dengan tercapainya ketahanan pangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Israel Kembali Bangun Permukiman Ilegal di Tepi Barat, Sebanayk 2.339 Unit
- Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
- Kemenag Imbau Masyarakat Cek Arah Kiblat Secara Mandiri pada 15-16 Juli 2025
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Hasil Pemeriksaan Kecelakaan Pesawat Udara Air India, Kedua Mesin Mati di Udara Setelah Lepas Landas
Advertisement

Wakil Bupati Bantul Apresiasi Turnamen Liga Nyeker Mandingan, Isi Liburan Sekolah
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Satgas Pangan Polri Tindaklanjuti Laporan Dugaan 212 Produsen Beras Nakal, Empat Orang Diperiksa
- Pentagon Akui Rudal Iran Menghantam Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar
- Wacana Pemberangkatan Jemaah Haji Menggunakan Kapal Laut Ditolak BP Haji
- Penerima Bansos Bermain Judol, Cak Imin Tegaskan Akan Ada Sanksi Tegas
- Kecelakaan KMP Tunu Pratama, Nelayan Temukan Satu Jenazah Diduga Penumpang
- Selama 2024 LPSK Menerima 10.217 Pemohon Saksi dan Korban Pidana
- Tim SAR Temukan Bangkai Kapal Tunu dalam Posisi Terbalik di Dasar Laut Selat Bali
Advertisement
Advertisement