Studi Pentas Teater ESKA Telah Sukses, Pimpinan Produksi: Tujuannya adalah Mengasah Kreativitas Anggota Baru
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Studi Pentas Teater ESKA Yogyakarta untuk angkatan XXIII telah selesai diselenggarakan pada hari Kamis, 16 Maret 2023, pukul 19.45 di Gelanggang UIN Sunan Kalijaga. Judul dari pementasan tersebut adalah “Jam Dinding yang Berdetak” karya Nano Riantiarno.
Pementasan yang berlangsung 1 jam 30 menit tersebut ditonton oleh sekitar 400 orang. Meski pementasannya cukup lama, namun penonton puas dengan pertunjukan yang ditampilan, bahkan beberapa scene berhasil membuat tertawa.
Advertisement
Khuluq selaku sutradara mengucapkan terima kasih kepada seluruh kru yang telah bersemangat mengikuti proses studi pentas, tidak lupa pula kepada seluruh penonton yang telah hadir mengapresiasi pertunjukan “Jam Dinding yang Berdetak”.
Jika melihat nilai dan tujuan dari adanya Studi Pentas ini, Oman Talang, Pimpinan Produksi Studi Pentas Teater ESKA Angkatan XXIII mengungkapkan “Studi pentas merupakan pentas perdana anggota baru, dalam rangka mengaplikasikan ilmu yg telah diterima pada saat lokakarya penerimaan anggota baru, tujuannya mengasah kreativitas anggota baru baik dalam bidang kreatif maupun di bidang produksi”.
“Pengurus sekadar menempati bagian-bagian vital, seperti: Pimpinan produksi, stage manager, Sutradara, astrada, dan sarana prasarana. Selebihnya pengurus memberikan keleluasaan bagi anggota baru dalam menemukan dan mengasah potensi yang ada dalam dirinya," tambahnya
Adapun cerita singkat dari pertunjukan “Jam Dinding yang Berdetak” adalah sebagai berikut:
Krisis moneter yang melanda suatu negara berimbas pula terhadap situasi kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya, tidak terkecuali yang dialami oleh keluarga Pattiwel. 25 tahun sudah keluarga Pattiwel menjalani kehidupan keluarganya. Ketika krisis moneter melanda membuat semuanya berubah. Mereka jatuh miskin.
Thomas Pattiwel yang di-PHK dari tempat kerjanya frustasi dan menjadi pemabuk, lalu demi mendapatkan uang, Ia sampai rela berselingkuh dengan wanita kaya. Sementara, Marrie yang merupakan istri Thomas Pattiwel hanya berkerja sebagai buruh cuci harian. Sedangkan kedua anaknya, yaitu Magda dan Benny putus kuliah lantaran kendala biaya.
Di tengah situasi itulah yang membuat keluarga ini penuh dengan konflik setiap harinya. Marrie selalu memikirkan masa depan keluarganya dan menjadi ketakutan sendiri. Sampai pada akhirnya, ketakutan Marrie memuncak ketika melihat sapu tangan Thomas berlumuran darah lantaran kecelakaan saat keluar dengan selingkuhannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dikawal 4 Jet Tempur PEA, Pesawat Presiden Prabowo Mendarat di Abu Dhabi
- Temui Pemerintah Arab Saudi, Menteri Agama Bahas Haji 2025
- Menteri Lingkungan Hidup Minta Semua Pemda Tuntaskan Roadmap Penanganan Sampah
- Mendes Yandri Akan Lakukan Digitalisasi Pengawasan Dana Desa
- Prediksi BMKG: Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
- KPK Periksa Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
- BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Advertisement
Advertisement