Advertisement

Viral Cuitan Kiky Saputri, Benarkah Ada Penyakit Stroke Telinga?

Arlina Laras
Kamis, 09 Maret 2023 - 16:17 WIB
Sunartono
Viral Cuitan Kiky Saputri, Benarkah Ada Penyakit Stroke Telinga? Telinga - ilustrasi

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Istilah 'stroke telinga atau kuping' sedang ramai diperdebatkan, usai Kiky Saputri curhat soal kondisi mertuanya 

"Mertua saya didiagnosa stroke kuping karena tiba-tiba pendengarannya terganggu. Disuntik dalemnya malah makin parah pendengarannya," cuit Kiky melalui akun @kikysaputrii, Selasa (7/3/2023).

Advertisement

Dia menceritakan, karena alasan inilah keluarga dari suaminya memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit Singapura, dan ternyata diagnosa yang disampaikan antar dokter itupun berbeda.

BACA JUGA : Berbagi Energi Sehat, Yastroki Gelar Jambore Stroke

“Itu cuma flu jadinya bindeng ke telinga & sekarang udah sembuh. Kocak kan?" sambungnya.

Cuitan sang komedian itu memang dilontarkan untuk merespon sorotan Jokowi soal bagaimana masyarakat lebih banyak berobat ke luar negeri. “Gara-gara ini, kita kehilangan devisa Rp165 triliun karena modal keluar,” ujar Jokowi dalam peresmian Mayapada Hospital Bandung, Senin, (6/3/2023). 

Sampai Kamis (9/3/2023) siang, twit Kiky tersebut sudah mendapatkan like lebih dari 38.000. Tak sedikit pula warganet pro dan kontra soal penyakit stroke telinga.

Lantas, benarkah ada penyakit stoke telinga? Berikut ulasan JIBI/Bisnis selengkapnya. 

Istilah stroke telinga memang tidak ada dalam dunia medis. tetapi ini menjadi suatu sebutan untuk masyarakat awam dalam menggambarkan sudden sensorineural hearing loss (SSHL).

BACA JUGA : Peneliti: Orang Kidal Lebih Cepat Sembuh Jika Terserang

Hal ini disampaikan oleh Ophthalmologist Rumah Sakit JEC Ferdiriva Hamzah. Meski, dirinya berprofesi sebagai dokter mata, namun dirinya coba untuk menemukan studi soal penyebutan tersebut. 

“Gak kocak juga, Ki. Emang ada kok stroke telinga,” ujarnya melalui akun pribadi @ferdiriva sembari mengirimkan tautan jurnal medis. 

Mengenal Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSHL)

Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSHL) alias gangguan pendengaran sensorineural mendadak terjadi ketika seseorang kehilangan pendengaran dengan sangat cepat, biasanya hanya di satu telinga. Selama waktu ini, suara secara bertahap menjadi teredam atau redup.

Melansir dari Quality Healthcare, gangguan pendengaran parah inilah yang biasa disebut sebagai stroke telinga. 

Biasanya, penderita yang menderita SSHL ini mengalami pusing mendadak, tinitus, dan sakit telinga. Pada tahap awal, banyak orang tidak menganggap serius gejalanya, karena mereka mungkin mengira itu hanya karena penyumbatan saluran telinga yang disebabkan oleh kotoran telinga. 

Beberapa bahkan mungkin berpikir bahwa gejalanya akan hilang setelah beberapa saat, sehingga menunda waktu untuk konsultasi medis. Padahal, gangguan pendengaran sensorineural mendadak adalah situasi darurat. 

Apabila, dua minggu pertama setelah timbulnya penyakit tidak diobati, maka dalam kasus terburuk, kondisi tersebut bahkan dapat menyebabkan ketulian permanen.

Penyebab SSHL

Berdasarkan Healthline, SSHL atau biasa disebut stroke telinga tidak hanya terjadi pada orang tua. Pada dasarnya, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menderita kondisi medis tersebut. 

Meski, penyebab pasti penyakit ini belum diketahui. Namun umumnya disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang saraf pendengaran atau telinga bagian dalam. Misalnya, herpes zoster dan influenza dapat menyebabkan gangguan pendengaran mendadak. 

Penyebab lain stroke telinga adalah oklusi vaskular, yang mirip dengan stroke, di mana saraf pendengaran rusak akibat suplai darah yang tidak.

BACA JUGA : Yastroki DIY Gelar Jambore Stroke Indonesia #1, Ratusan

Beberapa penyebab yang lebih jarang termasuk gangguan autoimun, tumor, penyakit meniere, yaitu kelainan yang menyerang telinga bagian dalam hingga penyakit Lyme, suatu penyakit yang sering ditularkan melalui gigitan kutu

Tidak hanya itu, seorang bayi juga bisa lahir dengan SSHL, beberapa penyebabnya mulai dari infeksi yang ditularkan dari ibu ke anak, seperti rubella, sifilis, atau herpes, toxoplasma gondii yaitu parasit yang melewati rahim. 

Bisa pula penyakit ini diturunkan secara genetik, atau faktor keturunan hingga berat lahir rendah

Gejala SSHL

Sekitar sembilan dari 10 orang dengan SSHL mengalami gangguan pendengaran hanya pada satu telinga. Beberapa gejalanya, seperti:

1. Suara percakapan teredam

2. Ketidakmampuan untuk mendengar dengan baik ketika ada banyak kebisingan 

3. Kesulitan mendengar suara bernada tinggi

4. Pusing

5. Masalah keseimbangan

6. Tinnitus, yang terjadi ketika Anda mendengar suara dering atau dengungan di telinga

Hanya sekitar 3,6 persen orang dengan SSHL yang akan pulih sepenuhnya pendengarannya. Ada sedikit kemungkinan pemulihan di antara orang dewasa yang lebih tua dan mereka yang menderita vertigo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 03:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement