Duh, Indonesia Berpotensi Defisit Beras Selama 9 Bulan di Tahun Ini

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan pada tahun ini Indonesia akan mengalami defisit beras selama sembilan bulan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Bapanas, defisit beras terjadi pada Januari, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas Maino Dwi Hartono mengungkapkan, pada tahun ini kebutuhan beras nasional diperkirakan melampaui jumlah ketersediaan beras di dalam negeri.
"Prognosa produksi dan ketersediaan beras kami menunjukkan sembilan bulan ini defisit. Tapi ini data sementara, artinya data ini bergerak setiap bulan sesuai update dari BPS," ujarnya dalam diskusi virtual pada Jumat (3/3/2023).
BACA JUGA: Baru 5 Ton Beras Lokal Dibeli Pegawai Negeri Gunungkidul
Dia menambahkan, berdasarkan data sementara tersebut, pada Februari sampai April, Indonesia akan mengalami surplus, yaitu pada saat panen raya.
Maino menyebutkan, prediksi sementara total produksi beras pada 2023 sekitar 55 juta ton. Pada Januari 2023, telah terjadi defisit sebanyak 815.775 ton. Namun, pada Februari terjadi surplus sebanyak 1,04 juta ton, Maret sebesar 3,28 juta ton, dan April sebanyak 1,52 juta ton.
Kemudian Mei 2023, Indonesia diproyeksi akan kembali mengalami defisit beras sebanyak 383.936 ton, lalu Juni 182.039 ton, Juli 76.527 ton, Agustus 413.976 ton, September 188.99 ton, Oktober 343.703 ton, November 728.245 ton, dan Desember 1,29 juta ton.
Menurut Maino, proyeksi defisit itu adalah perkiraan konsumsi bulanan berkisar 2,6 juta ton secara nasional. Untuk konsumsi langsung rumah tangga ditaksir berkisar 1,8-1,9 juta ton per bulan. Sisanya, konsumsi di luar rumah tangga seperti hotel, restoran dan kafe (horeka).
Dia mengungkapkan, dengan banyaknya bulan defisit tahun ini, Bapanas memiliki tantangan dalam menjaga stabilitas harga beras. "Karena ini sangat berpengaruh dengan harga. Hari ini pun masih tinggi [harga beras] meski mulai melandai. Pengalaman pada 2022 jadi antisipasi untuk upaya stabilisasi harga beras. Kami akan mengevaluasi setiap bulan," kata Maino.
Sementara itu, harga beras di rata-rata pasar nasional mulai mengalami penurunan tipis di rata-rata pasar tradisional Indonesia. Melansir Panel Harga Badan Pangan Nasional pada Jumat (3/3/2023), harga beras premium turun 0,30% dibanding seminggu lalu jadi Rp13.470 per kg dan medium turun 0,25%jadi Rp11.780 per kg.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- The Stories Season 2: Balada Cerita Ramadhan 2023 Tayang Perdana di 4 Radio
- Pencarian Anak Kembar yang Hanyut di Sungai Dilakukan Sampai 5 April
- Gerhana Matahari Terjadi Dua Hari Menjelang Idulfitri, Bisa Diamati dari Wilayah Ini
- Bantah Klitih dan Menyebutnya sebagai Kenakalan Remaja, Polres Semarang Viral
- Erick Thohir Jalankan Perintah Presiden Ketemu FIFA: Doakan Saya Demi Bangsa & Rakyat Indonesia
Advertisement

Bantul Siapkan Rekayasa Arus Mudik Lebaran 2023, Kendaraan Dilarang Lewat Cinomati
Advertisement

Deretan Warung Sate di Seputaran Imogiri, Serbu Saat Buka Puasa!
Advertisement
Berita Populer
- Simak! Ini Cara Daftar KIP Kuliah untuk Peserta SNBT 2023
- Bantah Klitih dan Menyebutnya sebagai Kenakalan Remaja, Polres Semarang Viral
- Pemkot Magelang Buka Lelang untuk Lima Jabatan
- Begini Rumus Menghitung THR 2023
- Gelar Warteg Gratis untuk Duafa, Alfamart dan Heinz ABC Bagikan 20.000 Paket Buka Puasa
- Panas! Mahfud MD Tantang Arteria Dahlan Buntut Isu Transaksi Rp349 Triliun
- Gegara Isu Transaksi Rp349 Triliun, Mahfud: Sri Mulyani Sampai Nangis
Advertisement