Advertisement
Berkonsep Kawasan Hijau, Begini Desain Jembatan Srandakan III yang Jadi Penghubung JJLS

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA —Jembatan Srandakan III yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kulonprogo bakal dibangun dengan mengolaborasikan konsep tradisional DIY dan dilengkapi penghijauan.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, juga memberikan masukan terkait dengan tanaman yang digunakan untuk jembatan tersebut. Selain itu, Gubernur juga mengusulkan penamaan jembatan tersebut dengan nama Jembatan Pandansimo.
Advertisement
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Jateng-DIY, Wida Nurfaida, menyampaikan untuk pembangunan Jembatan Srandakan III, pada Februari ini sudah dapat dilakukan proses lelang desain yang sudah ditetapkan.
Desain yang sudah ditetapkan, arsitekturnya mengedepankan unsur tradisional daerah dan penghijauan. Wida menyampaikan nantinya kawasan Jembatan Srandakan III akan ditanami sejumlah pohon. D pertemuannya dengan Gubernur DIY, ada sejumlah masukan dari Sri Sultan HB X terkait dengan tanaman yang akan digunakan di Jembatan Srandakan III.
BACA JUGA: Dalam 2 Hari, 2 Anak Meregang Nyawa di Jalanan Gunungkidul
“Di tengah [jembatan] tanaman yang tidak terlalu tinggi, seperti cemara udang, tingginya dua atau tiga meter,” kata dia di kompleks Kepatihan, Jogja, Senin (6/2/2022).
“Tadi kami menyampaikan [paparan desain Jembatan Srandakan III] dan beliau [Sri Sultan HB X] sudah memberikan arahan namanya menjadi Jembatan Pandansimo,” katanya.
Arsitek Yori Antar dipercaya merancang tampilan Jembatan Srandakan III. Yori menyampaikan Jembatan Srandakan III akan dirancang dengan nuansa tradisional daerah serta penghijauan dengan menggunakan material lokal, termasuk sejumlah pohon yang akan ditanami di sekitar jembatan tersebut.
Nantinya, Yori menyampaikan kesan modern, futuristik, sekaligus berakar dari tradisi setempat berupaya untuk ditampilkan. “Proyek infrastruktur PUPR itu memang arahannya jangan cuma jadi beton, harus ada wajah baru, khususnya wajah selatan. Ini harus jadi generator ekonomi, dan harus ada ikon dari budaya setempat,” katanya.
Ia menyampaikan pembangunan Jembatan Srandakan III pun tak hanya berkaitan dengan pembangunan fisik jembatan, tetapi juga harus memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar.
“Ini bukan hanya jembatan atau beton yang menghubungkan, tapi ada nilai tambah, landmark,” katanya. Nantinya, Jembatan Srandakan III akan menyediakan area bagi pejalan kaki, jalur joging, dan ruang terbuka hijau. “Bisa lihat Kali Progo dan harus jadi ikon yang meng-generate ekonomi dan wajah baru di wilayah selatan,” katanya.
Jembatan Srandakan III akan dibangun sepanjang 1,9 kilometer membelah Kali Progo. Jembatan ini akan menjadi jembatan terpanjang yang ada di Pulau Jawa setelah Jembatan Suramadu. Total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp700 miliar hingga Rp809 miliar.
Saat ini, JJLS belum menghubungkan Kulonprogo. Jalan raya yang ada terputus oleh Sungai Progo, dari barat berakhir di Trisik, Desa Kranggan, Kecamatan Galur. Agar JJLS bisa tersambung ke kawasan Pandansimo Dusun Ngentak, Srigading, Kecamatan Srandakan, Bantul, butuh sebuah jembatan penyeberangan.
Satu-satunya akses bagi wisatawan yang berasal dari wilayah barat yang akan berkunjung di kawasan wisata pantai di Bantul saat ini hanya Jembatan Srandakan II yang lokasinya berbatasan dengan Brosot di sisi utara lokasi calon Jembatan Srandakan III. Butuh waktu antara 15 hingga 20 menit untuk menuju wisata pantai di Bantul untuk waktu normal. Jika jembatan Srandakan III ini dibangun, diperkirakan hanya butuh sekitar lima menit saja untuk menuju ke sejumlah pantai di Bantul.
Jembatan ini akan terkoneksi dengan Jembatan Kretek II yang sudah kelar dikerjakan. Pemerintah menyebut pembangunan Jembatan Srandakan III masih dalam tahap penyusunan desain.
Setuju Desain
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) DIY, Anna Rina Herbranti, menyampaikan desain Jembatan Srandakan III telah di-review Kementerian PUPR Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional [PJN] Wilayah DIY-Jateng.
Ia menyampaikan Sri Sultan telah menyetujui desain tersebut. Selanjutnya pembangunan akan dilakukan Kementerian PUPR.
“Ini sudah disetujui oleh Ngarsa Dalem [Sri Sultan] desain tersebut sehingga ini nanti dari Kementerian [PUPR] akan memprogramkan untuk pembangunannya,” kata dia.
Targetnya, kata dia, pembangunan jembatan tersebut selesai pada 2024. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, Beny Suharsono, berharap adanya Jembatan Srandakan III dapat digunakan dilaksanakan secepatnya. "Jembatan, yang sudah disiapkan tahun ini bisa dimulai pelaksanaannya, karena penganggaran di awal tahun," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polisi Tetapkan 42 Tersangka Demo Rusuh di Bandung
- Tersangka Dugaan Korupsi Pengadaan Mesin EDC Indra Utoyo Dipanggil KPK
- Menkop Nyatakan Satu Kopdes Merah Putih Bisa Gerakkan 15 Orang
- Ini Cara Daftar BPJS Ketenagakerjaan agar Dapat Diskon Iuran 50 Persen
- Cak Imin Ingin Rp200 Triliun Bisa Dinikmati UMKM
Advertisement

Serapan APBD Perubahan Sleman Capai 58 Persen dari Rp3,388 Triliun
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Daftar 23 Negara Dukung Deklarasi Palestina Merdeka
- 100.000 Personel TNI Dikerahkan untuk Perayaan HUT ke-80 di Monas
- Menhub Komitmen Perkuat Keselamatan Semua Moda Transportasi
- Inggris Akan Kerahkan Jet Tempur ke Polandia
- Prabowo Akan Menghadiri Peluncuran 25 Ribu Rumah Subsidi di Bogor
- Gen Z di Timor Leste Prakarsai Demonstrasi
- Ada Gerhana Matahari Sebagian 21 September 2025
Advertisement
Advertisement