Advertisement

Kisah Meutya Hafid Jalani 10 Kali Program Bayi Tabung

Arlina Laras
Jum'at, 03 Februari 2023 - 22:07 WIB
Bhekti Suryani
Kisah Meutya Hafid Jalani 10 Kali Program Bayi Tabung Meutya Hafid - instagram

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA— Meutya Hafid kini menjadi perbincangan publik, lantaran membagikan kisah perjuangan menjalani 10 kali percobaan program bayi tabung (IVF). 

Sejak 2015, perempuan yang mengawali karier dari jurnalis itu baru dinyatakan positif hamil di usia 44 tahun, hingga akhirnya melahirkan sang putri pertama yang diberi nama Lyora Shaqueena Ansyah. 

Advertisement

Melansir dari Instagram @meutya_hafid, dirinya mengungkapkan rasa terimakasih dan ucapan syukur atas kelahiran putri pertamanya di RSIA Bunda, Menteng, Jakarta.

“Alhamdulillah. Telah lahir putri pertama kami pada pagi hari Jumat 9 September 2022. Kami yang berbahagia Fajrie dan Meutya,” tulisnya pada 10 September 2022 lalu. 

Kabarnya, malam sebelum masuk ruang persalinan, Meutya Hafid yang juga politisi Partai Golkar itu terpantau masih aktif memimpin rapat Komisi I DPR hingga malam hari.

Lantas, seperti apa kisah dari perjalanan Meutya Hafid? Berikut ulasan selengkapnya. 

Meutya mengaku, berbagai metode kehamilan baik tradisional maupun medis telah dirinya lakukan. Bahkan, dirinya juga sempat menjalani operasi pengangkatan tuba.

Sebagai informasi, tuba falopi merupakan saluran yang menghubungkan rahim dengan ovarium atau indung telur wanita. Melansir dari laman Medical News Today, salpingektomi adalah operasi pengangkatan satu atau kedua tuba fallopi (saluran tuba).

Kedua tuba inilah yang menyediakan jalur bagi telur untuk melakukan perjalanan dari ovarium ke Rahim agar dapat dibuahi. Salpingektomi biasanya akan direkomendasikan karena adanya kehamilan ektopik, sebagai alat kontrasepsi, atau untuk mengurangi risiko kanker ovarium. 

Pada wanita yang kedua tuba fallopinya sudah diangkat, kehamilan hanya dapat terjadi dengan pembuahan di luar organ reproduksi, yang disebut bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). 

Meski, sempat dua kali mengalami keguguran setelah 10 kali menjalani program IVF. Namun, bersama sang suami dirinya tidak menyerah. 

Bahkan, kabar soal kehamilannya dia sembunyikan dari orang-orang di sekitar karena trauma dengan kegagalan-kegagalan sebelumnya. Alhasil, dirinya tetap bekerja dan tak jarang pulang larut malam sebagai Ketua Komisi I DPR.

Hingga akhirnya, dia menceritakan proses melahirkan yang luar biasa

“Tiba-tiba suami saya positif COVID. Jadi sudah yang enggak ada orang tua saya, suami saya juga tidak boleh mendampingi. Jadi saya masuk ruang operasi awalnya sendirinya, kemudian kakak saya menyusul,” tuturnya dilansir dari episode Pejuang Bayi Tabung yang Berhasil di Usia 44 Tahun, Jumat (03/2/2023). 

Adapun, sosok Meutya Hafid memang sering disorot media dibanding anggota DPR lain. Pasalnya, Meutya memiliki banyak cerita menarik salah satunya saat dia masih bekerja sebagai reporter TV.

Perempuan yang lahir di Bandung, 3 Mei 1978 ini mengenyam pendidikan dasar hingga pendidikan menengah di Jakarta. 

Lalu, setelah lulus dari SMA Crescent Girl's School tahun 1997, di mana kala itu sekolahnya berada di bawah naungan Microsoft yang berlokasi di Singapura, dirinya kemudian melanjutkan pendidikan dengan mengambil jurusan teknik mesin di University of New South Wales (UNSW) Sydney, Australia. 

“Tapi kemudian, krisis moneter 1998 beasiswa dicabut, orang tua enggak bisa biayai. Jadi, membuat saya bekerja di restoran hingga pabrik demi melanjutkan kuliahnya,” ungkapnya. 

Bahkan, Meutya menjelaskan sejak kejadian pencabutan beasiswa tersebut, membuat dirinya ingin lebih mengenal politik. Saat itupula dia berpikir bahwa menjadi seorang jurnalis bisa membuka wawasan lebih luas utamanya dalam segi politik.

BACA JUGA: Sejumlah Jalan di Sleman Diviralkan Netizen karena Rusak, Ini Respons Bupati Kustini

"Dari sana, saya berpikir oh iya jurnalis itu paham akan segala disiplin ilmu. Jadi, saya yang merupakan lulusan teknik, bisa coba mendalami profesi tersebut," jelasnya dilansir dari POV dalam episode 'Cerita meutya Hafid, Pernah Disandera Selama 168 Jam Saat Bertugas Meliput di Irak'

Alhasil, usai meraih sarjana dari UNSW. Di sinilah kariernya sebagai jurnalis dimulai. Bahkan, namanya melejit kala Meutya disandera oleh kelompok Mujahidin Irak pada 2005. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Joko Pinurbo Meninggal, Kemendikbudristek: Penyair Legendaris Tuai Beragam Penghargaan

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement