Advertisement
Crazy Rich di Kediri Kehilangan Rp11 Triliun, Masih Sisa Rp71 triliun?
![Crazy Rich di Kediri Kehilangan Rp11 Triliun, Masih Sisa Rp71 triliun?](https://img.harianjogja.com/posts/2022/11/10/1117324/gudang-garam-ant-arief-priyono.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Crazy rich asal Kediri yang menjadi bos dari PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) terpantau memiliki kekayaan hingga Rp71,4 triliun berdasarkan data Forbes.
Susilo Wonowidjojo menjadi bos emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) sejak tahun 2008 dan menggantikan kakaknya menjadi pimpinan Gudang Garam. Susilo menjadi pemegang saham utama GGRM melalui PT Suryaduta Investama sebagai pemilik 1,33 miliar saham atau setara 69,29 persen saham.
Advertisement
Beberapa waktu lalu, Gudang penyimpanan milik GGRM terbakar, namun ingga saat ini belum ada rilis resmi dari manajemen GGRM mengenai kerugian yang di derita akibat kebakaran tersebut. Lalu bagaimana soal profil dan kekayaan bos gudang garam?
Susilo Wonowidjojo merupakan anak ketiga dari pendiri Gudang Garam, Surya Wonowidjojo. Ia menjadi pimpinan Gudang Garam menggantikan kakaknya Rachman Halim Wonowidjojo.
Kekayaannya mencapai US$4,8 miliar atau setara Rp71,4 triliun berdasarkan data Forbes tahun 2021. Angka tersebut membawanya didapuk sebagai orang terkaya nomor tujuh.
BACA JUGA: Trans Jogja Trayek Baru Diklaim Serobot Rute Bus, PT JTT Diminta Patuhi Kesepakatan
Sumber kekayaannya tersebut bersasal dari bisnis rokok yang didirikan pada 1958 di Kediri, Jawa Timur. Selain bisnis rokok, perusahaan milik Susilo tersebut juga menjajal bisnis infrastruktur.
GGRM membangun Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur dengan nilai investasi mencapai Rp10,8 triliun. Rincian nilai tersebut yaitu tahap I senilai Rp6,6 triliun, tahap II Rp1,2 triliun dan tahap III sebesar Rp3 triliun.
Crazy Rich Kediri ini tidak hanya fokus terhadap bisnis rokok dan infrastruktur saja, melainkan ikut merambah sektor kelapa sawit. Melalui PT Matahari Kahuripan Indonesia (Makin Group), Susilo memiliki 140 ribu hektar lahan sawit yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Selain itu, perseroan juga memliki 13 titik pabrik pengolahan.
Sedangkan melalui GGRM, ekspansi bisnis sawit dijalankan oleh anak usahanya yaitu PT Dhanistha Surya Nusantara yang memiliki 100 ribu hektar lahan sawit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182749/bus-sekolah.jpg)
Bukan September, Bus Sekolah di Bantul Dipastikan Mengaspal Mulai 17 Agustus 2024
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
- Pemkab Kulonprogo Komitmen Dukung Pembentukan Kawasan Geopark Jogja
- Tito Karnavian Optimistis Indonesia Jadi Negara dengan Ekonomia Dominan di Dunia
- Penumpang Kereta Cepat Whoosh Terus Meningkat, Jumlah Perjalanan Bakal Ditambah Jadi 62 Perjalanan
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono Penuhi Panggilan KPK
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
Advertisement
Advertisement