Advertisement
Sirop Mengandung EG dan DEG, PT Yarindo Farmatama Klaim Korban Pihak yang Tak Bertanggung Jawab

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - PT Yarindo Farmatama mengklaims ebagai koran dari pihak yang tidak bertanggung jawab dalam kasus etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang melebihi ambang batas aman pada produk obat Flurin DMP Sirop.
Pabrik obat itu juga membantah dugaan pengubahan bahan baku yang tidak memenuhi syarat cemaran EG dan DEG.
Advertisement
Manager Bidang Hukum PT Yarindo Farmatama Vitalis Jebarus menegaskan, pihaknya telah menjadi korban dari sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab. Pasalnya, sebagai suatu industri farmasi, Vitalis memastikan PT Yarindo Farmatama telah menjadi industri yang selalu mematuhi setiap aturan terkait produksi obat di Indonesia, tak terkecuali aturan yang dikeluarkan oleh BPOM.
Contoh terkait penggunaan bahan baku pelarut yang diperoleh dari Dow Chemical.
Dow Chemical adalah produsen propilen glikol yang telah tercatat di nomor izin edar (NIE) dan telah mendapatkan persetujuan dari BPOM sejak 2020.
BACA JUGA: Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal Disidang Hari Ini, Keluarga Brigadir J Jadi Saksi
Adapun, Dow Chemical merupakan perusahaan kimia multinasional yang telah menyandang status pharmaceutical grade yang dibuktikan dengan certificate of analysis.
“Dow Chemical sebagai produsen propilen glikol tercatat di NIE dan disetujui BPOM tahun 2022, serta CV Budiarta sebagai pemasok yang sudah masuk approved vendor list PT Yarindo Farmatama,” terang Vitalis kepada Bisnis, Rabu (2/11/2022).
Vitalis juga mengungkap, bahwa, BPOM juga telah menyetujui berbagai bahan baku yang digunakan dalam produksi Flurin DMP Sirop.
Produk tersebut juga telah diedarkan sejak BPOM mengeluarkan izin edar dengan nomor DTL0332708637A1 pada Mei 2020.
Sebelumnya, Flurin DMP Sirop menjadi salah satu sediaan obat yang disebut mengandung senyawa EG yang melebihi ambang batas aman. Produk tersebut mengandung sekitar 48 mg/ml EG.
Hal ini menandakan bahwa Flurin DMP Sirop memiliki kandungan EG yang 100 kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar penggunaan senyawa EG pada obat sebesar kurang dari 0,1 mg/ml.
"Produk Flurin DMP Sirop terbukti menggunakan bahan baku propilen glikol yang mengandung EG sebesar 48 mg/ml. Syaratnya harus kurang dari 0,1 mg/ml. Bayangkan berapa kalinya itu," terang Penny dalam konferensi pers virtual, Senin (31/10/2022).
Penny menyebut PT Yarindo Farmatama akan terancam pidana penjara selama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar. Hal ini mengacu pada UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Selain itu, BPOM juga telah mengeluarkan sejumlah sanksi administrasi yang berupa pencabutan izin edar serta penghentian distribusi, penarikan kembali, dan pemusnahan produk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement
Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Tersedia di PJR Temon, Selasa 15 Juli 2025
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement